Kematian Brigadir J
Sebut Keluarga Brigadir J Sudah Pesimis dan Lelah, Kamaruddin Simanjuntak: Kepolisian Sangat Lamban
Kamaruddin Simanjuntak mengatakan bahwa keluarga Brigadir J sudah mulai pesimis dan capek menghadapi kasus pembunuhan yang menyeret Ferdy Sambo.
Seperti diketahui, Brigadir J tewas dengan sejumlah luka tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.
Di awal pengungkapan kasus ini, Polri sempat menyatakan bahwa Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E.
Kemudian, setelah dilakukan penyidikan, terungkap bahwa ternyata klaim baku tembak yang disebutkan itu rekayasa yang dibuat oleh Ferdy Sambo.
Hasil penyidikan tim khusus Polri mengungkapkan Brigadir J tewas ditembak Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.
Dalam kasus ini, Polri telah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka antara lain Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Putri Candrawathi, Bripka RR atau Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.
Baca juga: Bersuara Lantang, Pengacara Brigadir J Sebut Ferdy Sambo Punya Bekingan Menteri, DPR Hingga Mafia
Atas perbuatannya, kelima tersangka dijerat pasal pembunuhan berencana yang termaktub dalam Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman seumur hidup dan hukuman mati.
IPW Sebut Ferdy Sambo Polisinya Polisi
Ferdy Sambo kini telah dipecat dari kesatuan Polri.
Teranyar, pengajuan banding tersangka kasus pembunuhan Brigadir J itu ditolak oleh pimpinan sidang.
Kendati demikian, Ferdy Sambo disebut akan terus melakukan perlawanan.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.
Bahkan, ia sampai menyebut jika Sambo merupakan ‘polisinya polisi’.
Sugeng yakin, Sambo akan melakukan perlawanan dalam bentuk lain di luar proses hukum.
Menurut Sugeng, salah satu bentuk perlawanan Sambo adalah mengungkap dugaan pelanggaran anggota Polri lain.
“Pak FS ini polisinya polisi, dia memegang banyak informasi terkait dugaan pelanggaran polisi yang sampai saat ini kita tidak tahu," kata Sugeng dalam acara Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV seperti dikutip dari Kompas TV.