Wisata Lombok, Uniknya Pantai Kura–kura di Ekas Lombok Timur

TRIBUNLOMBOK.COM - Salah satu destinasi wisata Lombok yang harus dikunjungi jika berlibur ke Lombok Timur adalah Pantai Kura-kura.

Pantai Kura-kura merupakan objek wisata Lombok yang eksotis.

Pantai Kura-kura terletak di Sungkun Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.

Destinasi wisata Lombok yang satu ini tergolong unik, dari segi nama dan atraksi yang bisa dinikmati pengunjung.

Banyak yang mengira pantai ini penuh dengan kura-kura, karena nama pantainya Pantai Kura–kura.

Kenyataanya bukan binatang kura-kura yang bisa dilihat di destinasi ini, bahkan tidak satu ekor pun kura-kura tampak.

Baca juga: Wisata Lombok Lemor, Kolam Renang Asik di Kawasan Gunung Rinjani

Tapi pantai ini disebut Kura–kura karena ada bukit yang mempunyai bentuk menyerupai kura-kura, sehingga wisatawan menjuluki sebagai kura-kura.

Dari sisi keindahan alam, pantai ini tak kalah dibandingkan pantai lainnya di Lombok.

Pantai eksotis dengan hamparan pasir putih membuat banyak wisatawan datang berkunjung.

Rute ke Pantai Kura-kura

Untuk sampai ke Pantai Kura–kuara ini tidak sulit, sebab aksesnya sudah lumayan bagus.

Jika datang dari Kota Mataram, pengunjung harus menempuh perjalanan sekita waktu 1 jam 54 menit.

Pengunjung bisa mengambil rute Jalan Raya Mataram - Praya - Jerowaru.

Selama perjalanan menuju Pantai Kura–kura, pengunjung akan melewati jalan berkelok–kelok.

Selama perjalanan, pengunjung akan melihat banyak masyarakat bertani seperti menanam jagung.

Setelah sampai di area parkir pantai ini, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp5.000 untuk pengendara motor dan Rp10.000 untuk mobil.

Setelah memasuki area parkir, pengunjung langsung melihat pantai dan disambut hembusan angin.

Di pantai ini tersedia banyak berugak (gazebo) tempat beristirahat atau menaruh barang-barang bawaan.

Setelah menaruh barang bawaan, pengunjung bisa langsung menikmati keindahan Pantai Kura-kura ini.

Berikut aktivitas wisata yang biasa dilakukan pengunjung di Pantai Kuara-kura.

1. Makan–makan bersama keluarga

Setelah melakukan perjalanan yang menguras tenaga pasti perut terasa lapar.

Di berugak ini pengunjung bisa mengeluarkan bekal yang dibawa untuk dinikmati bersama keluarga.

Tapi jika tidak membawa bekal, jagan khawatir, pengunjung bisa membeli nasi bungkus dan minuman di warung terdekat.

Harganya mulai Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Sementara untuk minuman tergantung apa yang dipesan, harganya masih terjangkau tidak menguras kantong, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 18.000.

2. Menikmati Keindahan

Setelah selesai makan, pengunjung bisa langsung berkeliling menikmati suasana pantai yang eksotis.

Jalan-jalan di pinggir pantai menikmati suara ombak dan hembusan angin menjadi aktivitas yang menyenangkan.

3. Berenang

Di Pantai Kura-kura pengunjung bisa berenag di pantai ini. Tapi direkomendasikan hanya bagi mereka yang sudah mahir berenang.

Sebab pantai ini memiliki banyak bebatuan yang membahayakan.

Sehingga anak kecil tidak disarankan untuk mandi atau berenang di pantai ini.

Sebab banyak batuan karang yang bisa melukai.

Tapi jika mau tetap berenag sebaiknya diawasi oleh orang tua atau keluarga terdekat.

4. Swafoto

Salah satu aktivitas yang dilakukan wisatawan ke pantai ini adalah naik ke bukit untuk foto bersama keluarga atau teman.

Sebab dari atas bukit ini pengunjung bisa melihat keindahan pantainya.

Tapi perlu diperhatikan, akses jalan menuju bukit ini masih berbahaya, apalagi musim hujan jalan menuju atas bukit menjadi sangat licin.

Setelah sampai atas bukit pengunjung bisa melihat dengan jelas pulau berbentuk kura-kura ini.

Bukit ini menjadi lokasi swafoto yang sangat bagus, karena menampilkan lanskap pemandanagan pantai.

Pengelola Pantai Kura-kura juga sudah menyediakan sejumlah fasilitas yang sangat ramah bagi pengunjung, diantaranya:

1. Aarea parkir yang luas
2. Tempat duduk yang layak
3. Musholla
4. Kamar mandi
5. Akses jalan sudah bagus

Hanya saja, kamar mandi atau tempat basuh masih kurang layak. Pengelola wisata Pantai Kura-kura perlu menambah kamar mandi dan terjaga kebersihannya.

(*)

Tulisan ini merupakan karya Ahamd Apandi, mahasiswa IAIH NW Lombok Timur.