Berita Kota Bima

Stok Beras Bulog Bima Menumpuk, Harga Gabah Petani Terancam Tidak Terserap dan Anjlok

Akan tetapi masalahnya, seluruh Bulog pada kawasan timur menyasar pasar yang sama, yakni NTT untuk penyaluran.

Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Dok. Bulog Bima
Stok beras yang menumpuk di gudang Bulog Bima, mengancam harga gabah petani tahun depan anjlok karena tidak bisa diserap oleh Bulog Bima. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Stok beras di gudang Bulog Divre Bima, sudah melebihi kapasitas.

Saking banyaknya stok beras yang dimiliki Bulog saat ini, diestimasi penggunaannya hingga 30 bulan ke depan.

"Kalau ditanya stok cukup atau nggak, malah kelebihan. Sudah menumpuk, karena tidak ada penyaluran," ungkap Kepala Bulog Bima, Wilya Fatayani.

Beberapa langkah sudah diambil oleh Bulog Bima, untuk mengurangi tumpukan beras saat ini.

Baca juga: Komisi II DPRD KSB Minta Pemda Evaluasi Penerapan Program Beras ASN

Seperti mengirim beras ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tidak surplus beras.

Akan tetapi masalahnya, seluruh Bulog pada kawasan timur menyasar pasar yang sama, yakni NTT untuk penyaluran.

"Jadi kemarin kami hanya bisa salurkan beras 1.500 ton ke Waikabubak dan Waingapu NTT," aku Wilya.

Stok yang dimiliki Bulog Bima saat ini sebanyak 11.463 ton, yang merupakan gabungan antara gabah dan beras atau ekuivalen.

Baca juga: Komisi II DPRD KSB Minta Pemda Evaluasi Penerapan Program Beras ASN

Sementara kebutuhan wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, hanya 6.000 ton saja dan stok yang dimiliki saat ini sudah lebih dari cukup.

Wilya berharap, pemerintah daerah bisa membuka akses penyaluran beras.

Seperti untuk bantuan atau menyediakan pasar untuk ASN, supaya stok beras bisa berkurang.

Langkah penyaluran stok bulog tegas Wilya, bukan hanya berkaitan dengan kepentingan petani.

Baca juga: Ritual Sembeq dan Tabur Beras Kuning Sambut Peserta Latsitarda XLII 2022 di Lombok Tengah

Akan tetapi juga berkaitan dengan kepentingan petani, yang akan memasuki musim tanam dan panen raya nanti.

Jika stok beras di gudang Bulog Bima tidak berkurang karena tidak disalurkan, maka ada kekhawatiran pihaknya tidak akan bisa menyerap gabah petani.

"Karena gudang kami penuh, maka kami tidak bisa membeli, menyerap dan menampung gabah petani lagi," tandasnya.

Ditanya soal rencana Pemerintah Provinsi NTB, yang akan menyalurkan beras Bulog untuk ASN, Wilya mengaku hingga saat ini belum terealisasi.

"Belum ada sampai sekarang. Rencananya waktu itu ada," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved