Viral Warga Seriwe Bawa Keranda Jenazah Pakai Sampan ke Pemakaman Umum

Sampai saat ini warga masih menghadapi kesulitan akses dua wilayah desa yang berada di tepi Samudra Hindia

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
Tangkap layar
KERANDA MAYAT - Tangkap layar video warga Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur membawa keranda jenazah menggunakan sampan melewati muara sungai menuju pemakaman umum, Senin (3/11/2025). Sampai saat ini warga masih menghadapi kesulitan akses dua wilayah desa yang berada di tepi Samudra Hindia. 

Ringkasan Berita:
  • Keranda jenazah dibawa menggunakan sampan melewati muara sungai menuju pemakaman umum Desa Seriwe
  • Arus muara sangat berbahaya, terutama saat air pasang
  • Membangun jembatan permanen menelan biaya konstruksi sangat besar sehingga perlu keterlibatan pemerintah daerah

 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Viral Warga Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur membawa keranda jenazah menggunakan sampan melewati muara sungai menuju pemakaman umum, Senin (3/11/2025).

Kepala Desa Seriwe Huda Yana menyebut cara ini dilakukan karena tidak ada fasilitas transportasi lain. 

Walaupun arus muara sangat berbahaya, terutama saat air pasang. 

"Kalau air pasang, anak-anak tidak bisa menyeberang. Mereka harus menunggu surut, baru bisa berenang atau berjalan kaki," ujarnya saat dihubungi pada Selasa (4/11/2025).

Sampai saat ini warga masih menghadapi kesulitan akses dua wilayah desa yang berada di tepi Samudra Hindia.

Baca juga: Kirab Pemilu 2024 di Lombok Timur Disambut Unjuk Rasa: Mahasiswa Bawa Keranda Hingga Bakar Ban

Warga Dusun Penyonggok terpaksa menyeberangi muara menggunakan sampan atau berenang untuk mencapai Seriwe Induk yang menjadi pusat pemukiman dan pelayanan.

Menurut Huda, pada tahun 2022 pemerintah desa sempat membangun jembatan bambu menggunakan anggaran APBDes Perubahan senilai Rp212 juta. 

Namun jembatan tersebut roboh pada tahun 2024 akibat angin puting beliung yang juga merusak rumah warga. 

"Sebelumnya sudah ada bantuan sampan untuk penyeberangan anak-anak sekolah, tapi sekarang juga rusak. Jadi mereka kembali kesulitan," bebernya.

Biaya Besar Jembatan Permanen

Huda mengaku pihaknya tidak mampu membangun jembatan permanen karena biaya konstruksi sangat besar.

Selain itu kondisi arus muara yang kuat tidak memungkinkan konstruksi jembatan menggunakan bahan bambu atau kayu. 

"Saya sudah sampaikan langsung kepada pak bupati tentang kondisi ini. Beliau bilang Insya Allah nanti Pemda yang akan bangun," ungkapnya.

Hingga kini, warga Seriwe masih menunggu realisasi pembangunan jembatan permanen yang diharapkan dapat menghubungkan kedua wilayah desa itu. 

Sampai saat ini aktivitas warga masih bergantung pada sampan seadanya.

Menantang arus setiap kali ingin bekerja, bersekolah, atau bahkan mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved