Berita Lombok Timur
Akhir Periode Sukiman-Rumaksi, DPRD Lotim Ingatkan Tak Boleh Tinggalkan Hutang
Sukma sudah mengambil pinjaman di Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp150 miliar, dan di Bank NTB Syariah debesar Rp165 miliar.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur Daeng Paelori mengatakan, berakhirnya masa jabatan Bupati H M Sukiman Azmy dan Wakil Bupati H Rumaksi Sj (Sukma) di tahun 2023 tidak boleh meninggalkan hutang.
Hal ini disampaikan Daeng saat ditemui TribunLombok.com Senin (25/7/2022).
Mengingat memang pada masa kepemimpinannya, Sukma sudah mengambil pinjaman di Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp150 miliar, dan di Bank NTB Syariah debesar Rp165 miliar, jika diakumulasikan ada sebesar Rp315 miliar.
Melihat jumlah yang sekian miliar ini, Daeng menekankan untuk periode terakhir Sukma, jangan sampai meninggalkan hutang daerah ke pemimpin berikutnya.
Baca juga: DPRD Lombok Timur Soroti SD Rusak Terdampak Gempa 2018 yang Belum Diperbaiki
"Oleh karenanya untuk ke depan ada beberapa program yang bisa dilaksanakan, untuk membantu Pemerintah Daerah (Pemda) melunasi hal tersebut," sebutnya.
Lebih lanjut, ia melihat selama ini program pemulihan infrastruktur yang menjadi satu di antara prioritas kerja Pemda bisa dikatakan 70 persen lebih sudah terlaksana.
"Tahun depan untuk menanggulangi utang itu kita harapkan tidak ada pekerjaan-pekerjaan besar, dan yang membutuhkan biaya besar lagi," ucapnya.
Kemudian kekhawatirannya adalah dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sampai saat ini dinilai bisa saja.
Baca juga: Semarak Pawai Taaruf STQ XXVII di Lombok Timur, Iringan Warga dan Cidomo Berhias Corak Merah Putih
Karena menurutnya juga PAD belum optimal digali masih banyak kekurangannya.
Oleh karenanya, sambung Daeng, kita bantu pemerintah daerah dengan membuat Panitia Khusu (Pansus) tentang pemaksimalan PAD ini, agar nanti bisa diketahui di mana letak kekurangan, keterlambatan, dan kebocoran, semua itu nanti akan dicek.
"Soalnya selama ini ada indikasi untuk kebocorannya tersebut, kalau disebut termasuk diretribusi galian c banyak yang belum optimal," katanya.
Daeng menila, kalau pemda bener-bener bekerja dengan bagus, kedua tidak ada niat yang buruk, hutang yang sekian miliar itu bisa dilunasi, artinya semua programnya juga berjalan dengan apa yang diharapkan.
"Pada tahun ini total target PAD kita Rp400 miliar. Untuk utang yang sebesar Rp315 miliar itu mudah-mudahan tahun ini harus tuntas," pungkasnya.