Wawancara Khusus

Suhardi Soud: KPU Harus Berani Masuk ke Ruang yang Disenangi Anak Muda

Hingga hari ini telah hampir 20 tahun Suhardi Soud berkhidmat menjaga napas demokrasi yang berkualitas.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/REZA EKA ADI
Ketua KPU NTB Suhardi Soud (kanan) saat wawancara khusus dengan Pemimpin Redaksi Tribunlombok.com Dion DB Putra di Kantor KPU NTB, Rabu (6/7/2022). 

Biasanya KPU memasang target 75 persen, itu angka moderat. Karena kalau 80 persen ke atas cukup tinggi, tergantung dinamika masyarakat yang sangat kuat, itu menambah sembangat untuk menggunakan hak pilih.

Apalagi sekarang, sudah banyak media, tidak hanya cetak, tetapi juga online yang memudahkan orang mengakses informasi, melalui video-video pendek.

Ini juga akan menjadi tren di 2024 bagaimana seorang calon presiden, calon legislatif, calon DPD memanfaatkan informasi tersebut.

Di 2024 nanti kan kita ada dua momen besar yakni pemilu 14 Februari dan pilkada di 27 Oktober. Ini kan menarik sekali, kenapa?

Orang bisa beda koalisi di pilpres tapi di pilkada bisa mencair lagi. Ini tentu akan memudahkan kita agar tidak terjadi lagi polarisasi yang kuat di masyarakat. Karena pada saat yang sama dia juga bisa bersilaturrahim dan berkoalisi.

Setiap kali pemilu, anak muda atau pemilih pemula menempati posisi yang sangat strategis. Ada semacam imbauan atau tips agar partisipasi pemilih pemula tetap tinggi?

Memang tantangan kita adalah bagaimana mengajak anak muda untuk memiliki komitmen kebangsaan, komitmen kenegaraan.

Ketika anak-anak muda ini punya kemauan untuk memahami politik dan kemauan untuk memahami dinamika sosial kemasyrakatan kita, kemudian ikut berpartisipasi, menandakan anak muda kita mulai bertanggung jawab.

Karena bagaimanapun, anak muda kita ini kan merupakan estafet untuk melanjutkan generasi. Nah kalau ada kekosongan antara generasi sebelumnya dengan generasi muda ini akan berbahaya.

Ketika mereka tidak memahami apa itu politik, apa peran presiden, kepala daerah, DPD, legislator, ini akan berbahaya dan kita khawatir, mereka yang nanti akan melanjutkan generasi ini akan stagnan.

Nah ini menjadi tantangan kita bersama baik dari sisi penyelenggara pemilu maupun partai politik untuk mulai menawarkan situasi politik yang menarik bagi mereka.

Apa yang akan dilakukan KPU NTB untuk menggaet partisipasi anak muda?

Kita harus berani masuk ke ruang-ruang yang mereka senangi. Misalnya sosialisasi kita kenapa enggak pakai TikTok?

KPU sudah menginstruksikan agar menggunakan media sosial untuk melakukan itu, karena setiap orang kan bisa menjadi penyampai berita baik secara individu maupun secara kelembagaan.

Kita sudah imbau KPU di Kabupaten/Kota di NTB untuk mengoptimalkan media sosial yang disenangi oleh publik. Kita harus mencari strategi yang anak muda mau menonton itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved