Sejarah dan Budaya
Jejak Kedatuan Benue di Lombok Tengah: Makam Keramat, Artefak hingga Kerbau Bertanduk Emas
Kedatuan (sejenis kerajaan) Benue diyakini berada di Dusun Dasan Lekong, Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Dengan membasuh perut dipercaya akan membuat proses persalinan nanti menjadi lancar.
"Disebut Lengkok Benue atau Lengkok Dende Benue. Orang membasuh muka dengan tujuan untuk keselamatan, kesuksesan dan lainnya. Orang yang akan bersalin sering datang membasuh perut agar kelahiran lancar," kata seorang warga setempat, Seliman.
Seliman mengatakan, di sekitar Lengkok Benue terdapat penjaganya yang gaib. Sosok penjaga menyerupai kerbau bertanduk dan berkaki emas.
"Sosok kerbau bertanduk dan berkaki emas. Itu sering dijumpai oleh masyarakat," katanya.
Tidak jauh dari lokasi tersebut juga ditemukan sebuah sungai yang memiliki dorphal atau batu sangat besar yang digunakan Dende Benue mencuci rambutnya.
Konon rambut Dende Benue sangat panjang belasan meter. Sehingga saat mencuci rambut membutuhkan banyak orang yang membantu.
"Karena rambutnya terlalu panjang. Dia bersumpah mudahan keturunannya tidak seperti dia, sehingga keturunannya tidak ada yang berambut panjang," ujarnya.
Kegiatan melacak jejak Datu Benue merupakan bagian dari ekspedisi mistis yang dilakukan Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 bersama PDIP NTB.
Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto, mengatakan mengingat banyak sekali artefak yang ditemukan masyarakat setempat, maka perlu dilakukan ekskavasi atau penggalian untuk menemukan benda maupun situs bersejarah.
"Ekskavasi sangat perlu dilakukan, sehingga Kedatuan Benue yang dianggap sebagai cerita rakyat, dapat diperkuat eksistensinya dengan berbagai bukti yang ditemukan," katanya.
Dia juga berharap lokasi pemakaman dapat dijadikan destinasi wisata religi dan membangun museum desa, termasuk pemugaran makam dan akses menuju lokasi.
Terlebih lagi, masyarakat setempat sangat menginginkan agar lokasi tersebut dijadikan destinasi wisata religi.
Apalagi pemandangan di sekitar lokasi sangat asri, dengan banyaknya hamparan sawah dan sungai.
"Ada semangat dari masyarakat untuk membangun rumah adat di sekitar pemakaman sebagai daya tarik wisatawan. Itu perlu kita dukung," ujarnya.
Ketua DPD PDIP NTB, Rachmat Hidayat didampingi Ketua Tim Ekspedisi H Ruslan Turmuzi menambahkan, tim ekspedisi mistis tersebut bertujuan untuk mengumpulkan kepingan sejarah Lombok yang berceceran, sehingga dapat dikenal masyarakat luas.
"Itu memperkuat identitas kita sebagai bangsa Sasak, bahwa kita memiliki sejarah yang besar. Bukan saja hanya sebagai cerita rakyat, tapi kita memiliki sejarah yang benar-benar ada," katanya.
(*)