Wawancara Khusus
Danrem 162/WB Brigjen TNI Lalu Rudy: Saya Ikut Merasakan Euforia MotoGP di Sirkuit Mandalika
Putra daerah asal Lombok Tengah ini mengungkap kisah awalnya mengikuti pendidikan militer, sesuatu yang tidak pernah dicita-citakannya.
Penulis: Wahyu Widiyantoro | Editor: Dion DB Putra
Awalnya Gubernurnya, masih belum pisah Kaltim dengan Kaltara, Awang Faroek dulu mengatakan, ‘Panglima saya ingin program TMMD bangun renovasi bandara.’
Tapi setelah kita pelajari tidak mungkin dengan TMMD karena batasan waktu hanya satu bulan.
Jadi kita pakai metode karya bhakti skala besar karena kita menurunkan 3 batalyon, jadi masing-masing satu bandara satu batalyon dan nilainya itu cukup tinggi.
Orang bilang TMMD tidak bisa karena nilai besar atau karena batasan waktu satu bulan.
Oke kalau TMMD memang tidak bisa tapi kan bisa karya bhakti yang bisa dari Januari sampai Desember atau dibuat menjadi tahun jamak kan boleh kita sudah konsultasi dengan LKPP, tidak ada masalah.
Kalau soal anggarannya itu swakelola karena di pengadaan barang dan jasa itu ada sistem swakelola.
Swakelola ada tiga macam yaitu swakelola yang beri anggaran merencanakan di situ yang mengadakan barangnya itu swakelola di bidang sendiri.
Ada swakelola dengan masyarakat. Ketiga swakelola dengan antarpemerintah lainnya, nah itulah Pemda dengan TNI
Perlu digarisbawahi walaupun swakelola tetapi dilakukan tender, yang ditenderkan itu barang.
Orangnya yang swakelola kan di situ ada beberapa alasan seperti meningkatkan skill dari instansi itu, mengadakan penelitian, tidak diminati pihak ketiga. Salah satu alasannya itu bisa diswakelolakan.
Kaitan dengan tadi Pak Danrem sempat singgung soal air. Di Kodam Udayana ada program hidram, khusus di NTB bisa diupdate informasinya?
Kita bicara NTB soal masalah air, Lombok saja dulu. Nah itu kalau kita mau belah Lombok ambil dari poros jalan tengah, Lombok sebelah utara jalan dengan selatan jalan.
Utara itu airnya banyak karena ada gunung, kalau selatan itu kesulitan khususnya waktu tahun 70-an, saya alami itu.
Di bagian utara yang banyak air tapi gak bisa dimanfaatkan dengan penuh. Kenapa? Penduduk itu ada di atas, aliran airnya ada di bawah.
Pernah didukung dengan mesin mengangkat air tapi ternyata dibebani pemeliharaannya. Begitu mesin rusak, selesai sudah.