Wawancara Khusus

Danrem 162/WB Brigjen TNI Lalu Rudy: Saya Ikut Merasakan Euforia MotoGP di Sirkuit Mandalika

Putra daerah asal Lombok Tengah ini mengungkap kisah awalnya mengikuti pendidikan militer, sesuatu yang tidak pernah dicita-citakannya.

Penulis: Wahyu Widiyantoro | Editor: Dion DB Putra

Ya program tersendiri. Jadi 33 unit itu di program karya bhakti dengan proses administrasi beda untuk administrasi TNI-nya tapi kalau masalah pembangunannya tetap sama.

Tinggal sistemnya swakelola di Pemda, ini juga sama swakelola Pemda, tetap TNI yang melaksanakan.

Saya terima testimoni masyarakat berterima kasih. Masyarakat mendapat 2 are setiap KK 200 meter persegi, lengkap administrasi, SHM. Sudah tenang mereka.

Jadi kenyamanan yang mereka dapatkan. Semua sudah ada. Sudah komplet tinggal masuk saja ke rumah bawa barangnya.

Listrik sudah, masuk tinggal air masih dibicarakan apakah pengeboran atau selama ini masyarakat di sekitar situ hanya beli di mobil tangki Rp 150 ribu per bulan.

Tahun ini masih ada rencana lagi TMMD yang kedua. Di mana rencananya?

TMMD yang ke-114 di Kabupaten Sumbawa Barat. Memang selalu giliran antar kodim. Ada 7 Kodim di jajaran Korem 162/Wira Bhakti, bergantian semua. Artinya dua tahun sekali baru mereka dapat (program TMMD).

Saya sampaikan ke kepala daerah bupati/wali kota tidak terpaku TMMD. Kalau ada kebutuhan itu sama-sama kita kolaborasi untuk melaksanakan pembangunan.
Tidak perlu TMMD. Itu tadi gunakan karya bhakti karena kita memang ingin bantu Pemda.

Kita ingin membantu pemerintah daerah karena fokusnya daerah terpencil, termiskin, terisolir atau bencana.

Khusus di KSB (Kabupaten Sumbawa Barat), kira-kira fokusnya apa. Kalau di Lombok Timur kan RTLH? Di KSB kebutuhannya apa?

Lotim (Lombok Timur) ini memang agak berbeda karena biasanya kan bangun jalan, irigasi. Kalau di KSB kelihatannya ini nanti kembali lagi ke proyek jalan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kita bottom up kebutuhan mereka sendiri.

Pak Danrem kan putra daerah, dari amatan Pak Danrem selain di Lombok dan Sumbawa atau KSB, daerah mana lagi yang perlu disentuh program TMMD untuk tahun selanjutnya?

Saya amati semua tempat butuh. Hanya mungkin kurang sosialisasi atau bagaimana. Kebanyakan kepala daerah itu berpikir hanya TMMD.

Saya punya pengalaman di Kaltim (Kalimantan Timur) bangun bandara dengan nilai Rp 450 miliar. Bandara sudah ada, eksistingnya sudah ada. Tinggal diperbesar supaya Hercules bisa turun di perbatasan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved