Wawancara Khusus
Wagub NTB Sitti Rohmi Djalillah: Warisan Terbaik Kita adalah Lingkungan yang Sehat
Kalau sudah rusak berarti konsekuensinya ke anak cucu kita. Makanya warisan terbaik bagi kita adalah lingkungan yang sehat, lingkungan yang baik.
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Dion DB Putra
Satu rumah bisa satu hari selesai. Cuma dengan pondasi dan lain-lainnya ya seminggulah. Jadi itu misalnya untuk rumah dalam kondisi bencana atau RTG (rumah tahan gempa) itu bagus banget.
Pembangunan pabrik kerja sama dengan pihak swasta atau bagaimana Ibu?
Nanti swasta, akan jadi pabrik pertama di Asia. Sudah ada contohnya, jadi sekolah, rumah yang dibuat dengan plastik blok ini sudah ada di KLU (Kabupaten Lombok Utara).
Ada sekolah korban gempa, ada yayasan yang membantu ke situ. Tapi masih diimpor dari Finlandia bata plastiknya.
Nah, kalau sudah diproduksi di sini nanti kita pakai itu untuk RTG, untuk program-program yang membutuhkan rumah cepat dan ekonomis. Tahan gempa, ekonomis, dibuatnya cepat dan bagus.
Bahan untuk rumah-rumah sederhana itu sangat bagus dan akan menjadi yang pertama di Asia. Nah, ini yang sedang kita ikhtiarkan. Semoga akhir tahun ini sudah terbangun.
Kemudian pabrik RDF juga rencananya akhir tahun ini. RDF itu mengelola sampah menjadi bahan bakar untuk PLTU Jeranjang.
Kita sudah teken kontrak dengan PLTU Jerangjang nanti 100 persen dari bahan bakarnya itu dari RDF.
Pyrolisis dari plastik jadi bahan bakar bisa solar, bisa bensin. Nah, itu yang sedang kita ikhtiarkan sekarang.
Jumlah bank sampah sekarang, alhamdulillah dari yang dulu cuma 100-an bank sampah sekarang sudah 500-an lebih bank sampah. Jadi itu kita dorong.
Memang tidak bisa seperti membalik telapak tangan tapi paling tidak NTB itu sudah punya semua payung hukumnya.
Payung hukum memang tugas (pemerintah) provinsi ya. Itu sudah ada Perda, sudah ada Pergub (peraturan gubernur) semua sudah lengkap kita. Lengkapnya mulai dari tahun 2020-2021. Kemudian bank sampah sudah jauh lebih banyak.
Hilirisasi bisa kita lihat etalase di pinggir jalan, baik itu jalan nasional, jalan provinsi sudah bisa dibilang tidak ada tumpukan sampah.
Kalaupun ada tumpukan sampah biasanya masyarakat yang teriak langsung dilaporin baik lewat NTB Care atau langsung ke saya kadang, ke Pak Gub. Kayanya masyarakat NTB sudah gerah liat sampah di pinggir jalan tapi memang kita masih punya PR.
Kadang-kadang sampah di dekat pasar ya masih berantakan.