550 Ekor Sapi Qurban dari Bima Diberangkatkan ke Jabodetabek, Penambahan Tol Laut Belum Jelas

Pengiriman sapi qurban ke daerah Jabodetabek, kembali dilakukan untuk tahap II melalui tol laut. 

Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok.com/Atina
Antrian panjang truk pengangkut sapi qurban di Pelabuhan Bima, untuk diangkut Tol Laut menuju Jabodetabek.  

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Pengiriman sapi qurban dari Bima ke daerah Jabodetabek, kembali dilakukan untuk tahap II melalui tol laut. 

Pada tahap I telah dikirim 500 ekor sapi dan tahap ke II kembali dikirim 550 ekor. 

"Seluruh sapi ini, tujuannya langsung ke Tanjung Priok," kata Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Bima, Joko Agus Guyanto. 

Jumlah dikirim ini, masih jauh dari total sapi yang harus dikirim sebanyak 10 ribu ekor sapi. 

Kuota tersebut berdasarkan jatah yang diberikan Pemerintah Provinsi NTB, untuk masing-masing daerah. 

Ketika ditanya soal penambahan tol laut, Joko menyatakan, hingga saat ini belum bisa memastikan. 

Baca juga: Komisi III DPRD KSB Kunker ke Dishub Sumbawa Bahas Operasional Kapal Cepat

"Masih diusahakan. Kami belum berani katakan sudah ada, karena dari jadwal belum ada," aku Joko, Jumat (20/5/2022). 

Jika melihat target pengiriman, 10 ribu sapi di Bima sudah harus terkirim hingga pertengahan Juni mendatang. 

"Kalau telat, maka peternak dan pengusaha ga bisa pasarkan sapinya karena yang dikirim itu untuk kebutuhan Idul Adha," jelasnya. 

Meski belum jelas, usaha untuk menambah tol laut masih terus dilakukan. 

Pemerintah Kabupaten Bima aku Joko, intens berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB yang berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan Laut, Peternakan dan beberapa Kementerian terkait. 

Baca juga: Pengerjaan Bandara Sumbawa untuk MXGP Rampung dalam Dua Minggu

Tersendatnya pengiriman sapi ini beber Joko, akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah wilayah Indonesia. 

Ini menyebabkan jalur transportasi darat angkutan sapi, tidak bisa melewati sejumlah daerah. 

"Mulai dari Lombok, hingga Jawa Timur tidak bisa dilewati jalur daratnya. Terpaksa gunakan jalur laut, dengan armada terbatas. Biaya pengiriman juga membengkak, kasihan peternak," pungkas Joko. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved