Misi Ungkap Situs Kuno Suku Sasak Lombok: Paranormal, Arkeolog, Hingga Legislator Terlibat

Sering terdengar rencana untuk mencari situs purba peninggalan kerajaan Lombok Kuno. Namun, hingga kini pekerjaan belum dimulai

Editor: Lalu Helmi
Istimewa
Ketua Fraksi PDIP DPRD NTB, Ruslan Turmuzi dan Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto sedang memegang beberapa tokoh Wayang Sasak Kiri dan Kanan. Tokoh Wayang Sasak Kanan disimbolkan sebagai tokoh wayang protagonis seperti Jayengrana, Umarmaye. Wayang Sasak kiri yang diasosiasikan Antagonis yang diwakili Maktal, Baktak. 

Sementara, Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, mengatakan eksplorasi lokasi bersejarah nantinya akan dimulai dari Lombok Tengah.

Karena di sana banyak sekali cerita-cerita bersejarah, salah satunya legenda Putri Mandalika dengan Kerajaan Tonjang Beru yang melegenda.

"Banyak kisah dan cerita yang bersentral di Lombok Tengah. Kita yakin di sana banyak situs kebudayaan masa lalu dari bangsa Sasak," katanya.

Dia mengatakan, sudah banyak sekali rencana eksplorasi keberadaan situs bersejarah di Lombok oleh negara, namun hingga kini belum berjalan atau belum serius berjalan.

"Sehingga ini menjadi spirit kita bersama untuk melacak keberadaan situs bersejarah. Jika ditemukan, tentu menjadi penguat kepada generasi akan datang untuk lebih mengenal budaya Sasak," katanya.

Terobosan untuk mengkombinasikan ilmu sains dan non sains tersebut, untuk mengungkap kisah lama agar tidak hanya menjadi rumor di masyarakat dan hanya menjadi cerita rakyat semata.

"Mi6 menyakini jejak situs masa lalu suku sasak beserta pranata dan hasil kebudayaan pasti bisa terkuak dan ditemukan," ujar Didu sapaan akrabnya.

Ekspedisi Mistis

Ekspedisi misteri ini bertujuan untuk mengungkapkan kasus-kasus misterius di NTB yang tidak dapat terjawab oleh sains. Padahal, Sasak memiliki kebudayaan yang begitu beragam hingga diinginkan banyak pihak.

Pada abad 14 eksistensi bangsa Sasak telah diakui dan tertulis dalam kitab Negarakertagama yang ditulis Empu Prapanca yang mengisahkan kekuasaan Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut tertulis "Lombok Sasak mirah adi" yang menyebut keinginan Majapahit terhadap bangsa Sasak.

Lombok dalam bahasa Kawi berarti lurus atau jujur. Mirah artinya permata dan adi artinya baik.

Dalam naskah Doyan Neda yang ditulis berbahasa Sasak juga memuat kisah Dewi Anjani yang dipercaya sebagai pengusaha Gunung Rinjani, menulis tentang sejarah berdirinya Sasak.

Dalam naskah kuno tersebut memuat perjalanan Dewi Anjani bersama patih Songan, lalu kemudian memberikan nama Sasak.

Masih dalam naskah yang sama, Nabi Adam menyebutkan Pulau Lombok menjadi induk semua bumi, dan Dewi Anjani menjadi raja dari seluruh jin di dunia.

Namun banyaknya naskah kuno yang menyebut beragamnya kebudayaan Sasak, tidak selurus dengan banyaknya situs bersejarah yang ditemukan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved