Mengenal Sanggar Seni Jati Suare, Pengisi Musik di Pentasan Peresean
Sanggar Seni Jati Suare adalah pengiring musik peresean yang sudah cukup ternama. Mereka mengisi musik pengiring pentas peresean di Pulau Lombok, NTB.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sanggar Seni Jati Suare adalah pengiring musik peresean yang sudah cukup ternama.
Terbukti dari seringnya mereka diundang dan tampil di beberapa acara peresan di Lombok.
Sukardi, pendiri Sanggar Seni Jati Suare menuturkan, sanggar seninya sudah berdiri sejak tahun 2012.
"Kami sudah sering mendapat undangan ke berbagai acara paguyuban peresean di Lombok," kata pria yang sekaligus penembang di acara peresean itu, Minggu (15/5/2022).
Baca juga: Pepadu Cilik Bintang Kecil, Dorong Budaya Peresean Sejak Dini
Sanggar ini memiliki 12 orang personel seniman dengan 2 orang cadangan.
Aksi mereka saat pentas peresean berlangsung mampu menghibur penonton.
Seperti penonton Peresean Perang Bintang Maura di Taman Mayura, Cakranegara, Mataram, 11-18 Mei 2022.
Dalam performanya, Sanggar Seni Jati Suare membawa gendang, gong, rincik, knot, kaja dan suling.
Selain tampil di Taman Mayura, Sanggar Seni Jati Suare turut membuka kelas belajar musik.
Baca juga: Dari Pepadu Menjadi Promotor Peresean, Ini Sepak Terjang Junaedi Ojah Alias Alam Daur
Hari Selasa kursus untuk orang dewasa dan Jumat bagi anak-anak.
Sukardi menambahkan, sangat minim pegiat seni musik di bidang tembang, khususnya pada peresean.
"Banyak yang bisa nembang, tetapi tidak untuk menembang acara peresean," katanya.
Sukardi pun membeberkan bayarannya saat pentas di acara Peresean Perang Bintang, yakni Rp 75 Ribu per hari.
"Mau dibayar berapa pun saya terima, karena jiwa saya sangat menyukai Peresean," tekannya.
Besar harapan Sukardi agar bermunculan penembang baru yang mampu meneruskan pengisi suara saat acara peresean berlangsung.
(*)
