Pepadu Cilik Bintang Kecil, Dorong Budaya Peresean Sejak Dini
Partai eksebisi dengan petarung (pepadu) cilik dihadirkan di Peresean Perang Bintang Mayura.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Partai eksebisi dengan petarung (pepadu) cilik dihadirkan di Peresean Perang Bintang Mayura.
Pertarungan antar pepadu cilik yang berumur 8 tahun dan 11 tahun ini, diharapkan mampu melestarikan budaya peresean.
Pepadu cilik ini pun masing-masing duduk di bangku sekolah SD kelas 1 dan 3.
Dengan pertarungan yang diperagakan layaknya petarung dewasa dan profesional, terbukti mampu menyuguhkan tontonan yang patut diapresiasi.
Dalam penyampaian Pawang Selaparang yang membawa salah satu pepadu cilik menuturkan beberapa informasi.
Baca juga: Latsitarda di NTB Dimulai, Panglima TNI Andika Harap Terjalin Integrasi Antar Taruna
Pertadingan eksebisi cilik itu sempat ditunda di hari sebelumnya, namun dapat diadakan pada Jumat (13/5/2022).
Uniknya, pepadu cilik berumur 8 tahun dengan nama panggung Bintang Kecil itu sempat menangis, karena gagal bertarung.
Setelah diadakan, Pawang Selaparang menuturkan ada pemenangan dalam peresean eksibisi itu.
"Yang umur 8 tahun ini duduk di bangku kelas 1 SD, dan ia menang dengan musuh yang berumur 11 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD," imbuhnya.
Humas Peresean Perang Bintang Mayura Yudi Buster turut menyampaikan beberapa informasi, di Taman Mayura, Mataram, Jumat (13/5/2022).
"Harus ada beberapa regulasi khusus untuk anak di bawah umur seperti ini, agar mampu bertanding lebih profesional sejak dini," tekannya.
Regulasi yang dimaksud Yudi Buster berupa lama durasi pertandingan setiap ronde nya, rotan (penjalin) dan perisai kulit kerbau (ende) yang dipergunakan, maupun hadiahnya.
Baca juga: Latsitarda di NTB Dimulai, Panglima TNI Andika Harap Terjalin Integrasi Antar Taruna
Baca juga: Event Mandalika Track Day Dipastikan Tak Merusak Kualitas Aspal Sirkuit Mandalika
Selain itu, Pawang Selaparang dan Yudi Buster memiliki harapan yang sama.
"Pepadu cilik ini dipersiapkan untuk mengganti pepadu profesional yang sewaktu-waktu sudah uzur dimakan usia," tutur Yudi.
Dan tidak lupa, Yudi menerangkan peresean sejak dini sebagai hal edukasi, dengan dilakukannya regenerasi dari pepadu cilik.
(*)