Wawancara Khusus
Gubernur Zulkieflimansyah: Kita Menjadi Pemain Dunia dalam Event MotoGP dan MXGP
Jadi luar biasa dan kita melihat bagaimana di tengah pandemi (Covid-19), satu kegiatan akbar mampu menyedot perhatian besar dan sukses.
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Dion DB Putra
Karena memang pengalaman kita menjadi tuan rumah dari internasional event itu melibatkan global audience, global players itu, persyaratannya banyak sekali.
Berat dan detail, tidak ada toleransi seperti kemarin ada aspal rusak sedikit di Sirkuit Mandalika harus dibongkar ulang.
Rumah sakit itu harus kelas satu, tidak bisa main-main. Berarti Menteri Kesehatan harus memastikan bahwa rumah sakit di NTB harus kelas satu. Berarti ini ada intervensi dari pemerintah pusat agar kita memperbaiki rumah sakit.
Logistik MotoGP ini kalau harus pindah-pindah itu lama, makan biaya, nggak kompetitif daerah kita. Karena itu runway bandara harus diperpanjang, Angkasa Pura masuk.
Begitu juga terminal bandara yang akan didatangi oleh ratusan ribu orang ya harus merefleksikan kelas satu dan diperbaiki juga terminalnya. Sehingga Bandara Zainuddin Abdul Madjid itu (Bizam) itu menjelma menjadi bandara kelas dunia.
Nah, ketika melihat logistik ini dibawa pesawat tripple seven, waduh dahsyat, kita kayak di sinetron aja lihat (pesawat berbadan lebar) mendarat di Bizam dini hari.
The feeling is amazing. Perasaan itu bercampur aduk. Kita menjadi pemain dunia dalam event ini.
Soal jalan, kita juga bilang ke Pak Presiden kalau logistik para pembalap MotoGP harus belok-belok ke Sade jadi panjang perjalanan, apa kata dunia jika melewati kemacetan atau melewati pasar.
Kalau dibikin jalan bypass dari Bizam sampai Mandalika kan bagus. Tinggal Pak Basuki (Menteri PUPR) pertimbangkan mungkin gak, kalau bisa kurang dari setahun. Seperti disulap, jadi itu. Nggak ada pakai studi detail segala macam karena feeling Pak Presiden.
Kemudian presiden memastikan bahwa semua ini bagus. Beliau datang lihat sirkuit kita, Mandalika jadi sirkuit kelas dunia.
Tapi kata beliau ini sirkuit sangat cantik tapi kurang elok kalau masyarakat di sekitar sirkuit masih kelihatan kumuh. Panggil menteri PU lagi. Jalan dipercantik menjadi empat jalur.
Kemudian homestay diperindah, dipercantik, pemilik rumah diajak kerja sama untuk mendandani sehingga orang datang itu senang.
Taman-taman di depan Sirkuit Mandalika diperindah. Saya sama istri jalan-jalan menikmati keindahan. Itu luar biasa. Jadi objek pariwisata baru muncul apalagi dengan ornamen-ornamen yang sangat menarik.
Nah belum lagi yang kasat mata tentang bandara kita jadi buka 24 jam, penerbangan menambah frekuensinya jadi lebih banyak.
Dari Bizam sampai Senggigi macet tak henti-hentinya itu kayak bukan di Lombok saja.
Wow, secara psikologis kita itu luar biasa. Pusat kuliner nggak habis dipesan banyak orang. Hotel, travel agen mendapatkan manfaat.