Idul Fitri 2022

Tempat Salat Idul Fitri di Kota Bima Bertambah, Khatib : Takwa Adalah Kemenangan Tertinggi

Awalnya Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bima menetapkan tujuh lokasi pelaksanaan Salat Ied Fitri.

Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok.com/Atina
Ribuan jamaah saat salat Idul Fitri di lapangan Serasuba Kota Bima. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Awalnya Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bima menetapkan tujuh lokasi pelaksanaan Salat Ied Fitri. 

Namun pada 1 Syawal 1443 Hijriah atau Senin (2/5/2022) , jumlah tempat warga menggelar salat Idul Fitri bertambah. 

Pantauan TribunLombok.com, warga terlihat menggelar salat di lapangan Serasuba, lapangan kantor wali kota, lapangan pahlawan, lapangan kolo, lapangan SMKN 2 dan lapangan Kodo. 

Selain itu juga terlihat di Pelabuhan Bima dan di Masjid Agung Al Muwahiddin. 

Dua tempat ini, tidak menjadi bagian dari yang ditentukan PHBI Kota Bima. 

Menurut warga, hal tersebut sangat membantu sehingga tidak menumpuk pada satu titik lapangan saja. 

Baca juga: Otoritas Mesir Bebaskan Tiga Orang Jurnalis dan Sejumlah Aktivis Menjelang Idul Fitri

Warga juga menyebut, banyaknya warga yang pulang mudik membuat jumlah jamaah salat ied bertambah, sehingga bagus untuk dipecah. 

"Warga Kota Bima bagian barat ini banyak sekali, jadi tidak akan cukup di Serasuba. Kami yang dekat pelabuhan, senang sekali ada yang salat di sini," ungkap Wawan, warga Kelurahan Tanjung.

Sementara itu, situasi di Lapangan Serasuba yang menjadi tempat yang ditentukan PHBI, terlihat dipadati warga. 

Jamaah salat Idul Fitri mulai terlihat berdatangan sejak pukul 06.00 WITA, menenteng tikar, koran dan sajadah. 

Wakil Wali Kota Bima, H Fery Sofiyan terlihat mengikuti salat Idul Fitri di Lapangan Serasuba. 

Khatib salat Ustadz A Latif dalam khotbahnya mengatakan, ketakwaan merupakan standar tertinggi dari sebuah kemenangan. 

"Apakah sudah layak merayakan kemenangan dan sukses?" tanya khatib. 

Ia menguraikan, ramadhan akan kembali tahun depan, tapi belum tentu semuanya akan kembali bertemu.

Umat muslim kata Khatib, hanya bisa berdoa agar bisa dipertemukan dengan ramadhan tahun depan. 

Selama satu bulan jalani pesantren ramadhan, umat muslim tidak saja dididik perbaiki hubungan dengan Allah, tapi juga sesama manusia. 

"Hari ini kita rayakan, kita melewati ramadhan dan merayakan kemenangan melawan hawa nafsu, " ungkapnya. 

Khatib menyampaikan beberapa indikator kemenangan ramadhan, yang dalam al-quran, ciri orang sukses itu adalah orang orang yg  bertakwa. 

Ciri-ciri orang taqwa adalah, orang-orang yang sukses selama ramadhan dia akan bersedekah saat susah maupun senang.

Ia lanjutnya, memberi kepada orang yang tidak hanya dia senangi, tapi juga yang tidak senang kepadanya

Ciri kedua takwa adalah, orang yang mampu menahan amarah.

Setelah ramadhan, manusia itu tidak mengumbar amarahnya.

Baca juga: Saat Gubernur NTB, Kapolda NTB, dan Danrem 162/WB Geber Motor Pantau Keamanan Lebaran di Mataram

Baca juga: Polsek Kawasan Mandalika Sita Puluhan Petasan Tanpa Ijin Edar, Antisipasi Gangguan Keamanan Lebaran

"Seperti fungsi termos, orang bertakwa mampu menyembunyikan kemarahan di dalam hatinya. bisa jadi ia marah, tapi karena ia taqwa, ia mampu menahan karena mudaratnya lebih besar jika ia tumpahkan," bebernya. 

Ciri ketiga, mereka yg takwa pasca ramadhan adalah, memaafkan kesalahan  orang lain.

Selain itu, ia terus memohon ampun kepada Allah SWT, memohon ampunan yang membuktikan  kerendahan hatinya kepada sang pencipta.

"Karena bisa jadi kita bisa lebih berdosa, dari org yang kita maafkan," tandasnya. 

Dosa dosa dengan orang orang sekitar kata Khatib, mulai dari orang tua, anak anak dan juga pasangan kita. 

Maka yang harus dilakukan adalah membuka pintu maaf, sebagai satu dari ciri kesuksesan ramadhan.

"Kata maaf memang sederhana, tapi tidak semua orang bisa ucapkan, kecuali orang orang dgn kerendahan hatinya," pungkas Khatib. 

Usai salah Idul Fitri, terlihat warga langsung kembali ke rumah masing-masing. 

Ada beberapa di antaranya, masih tetap duduk di sekitar lokasi salat Idul Fitri, karena bertemu dengan kerabat jauh atau sekedar berswafoto di Museum ASI Bima yang letaknya bersebelahan.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved