Pawai Obor di Desa Rembitan Lombok Tengah Diikuti oleh 2.100 Orang
Desa Rembitan Lombok Tengah semarakkan malam takbiran dengan berkeliling membawa Obor dari di sepanjang jalan desa Rembitan.
Penulis: Sinto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Menyambut hari kemenangan yang jatuh pada hari ini, Desa Rembitan Lombok Tengah semarakkan malam takbiran dengan berkeliling membawa Obor dari di sepanjang jalan desa Rembitan.
Pawai Obor ini tampak begitu meriah dan sangat semarak setelah para peserta begitu rindu dengan adanya pawai pada malam takbiran.
Maklum saja pawai pada malam takbiran di desa ini dua tahun ditiadakan karena adanya pandemi Covid-19.
Kepada Tribunlombok.com, Subagio Spd selalu ketua penyelenggara pawai Obor menerangkan jika pawai ini diikuti oleh 2000 ribu lebih peserta.
Hal ini karena terdapat 21 dusun di Desa Rembitan yang turut ikut serta dalam memeriahkan pawai obor ini.
"Masing-masing dusun itu mengirimkan 100 hingga 150 orang peserta untuk ikut pawai. Antusiasmenya luar biasa," terang Subagio Minggu malam, (1/4/2022).
Baca juga: Suasana Malam Takbiran di Lombok Tengah, Ramai Pawai Obor di Sepanjang Jalan Rembitan
Ditambahkan Subagio jika pelaksanaan pawai Obor ini tidak mengalami kendala.

Hal ini karena biaya yang dikeluarkan terbilang cukup rendah dan bahan untuk membuat Obor juga bisa didapatkan dari alam sekitar.
Bambu sebagai tongkat obor dan kulit kelapa sebagai lilinnya dengan mudah didapatkan di dusun masing-masing.
Keberadaan Obor tersebut juga dapat dikatakan ramah lingkungan karena bahan tersebut mudah terurai oleh alam.
"Kalau menggunakan miniatur masjid itu bisa menghabiskan sampai jutaan rupiah. Butuh waktu dan memerlukan keterampilan khusus," tambah Subagio.
Pantauan Tribunlombok.com, ribuan peserta pawai Obor memulai pawai dari alun-alun samar Khaton kantor desa Rembitan dan diakhiri dari tempat yang sama.
Setelah berangkat dari kantor desa mereka kemudian menuju ke Desa Adat Sasak Sade dan berputar kembali melewati kantor desa sampai menuju ke Jurang Nganju.
Selanjutnya berputar kembali dan tiba di Kantor desa.
Mereka menggunakan pakaian serba putih dan ada juga yang menggunakan kain tenun subahnale yang merupakan kain tenun khas Sasak Lombok.
Baca juga: Berziarah di Atas Tanah Polemik, Makam Awaq Dewe Dusun Penyangget
Baca juga: 1.819 Orang Narapidana di Nusa Tenggara Barat Mendapat Remisi Khusus Hari Raya Idul Fitri
Masing-masing dusun sudah mencetak spanduk sebagai tanda nama delegasi.
Mereka juga membawa mobil pick up, rebana dan kendang untuk menyemarakkan pelaksanaan pawai obor ini.
Sementara itu, Achmad Rizal selaku Ketua Karang Taruna Desa Rembitan mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat desa Rembitan yang telah mensukseskan kegiatan akbar pawai takbiran dalam menyambut hari raya idul fitri 1443 H.
"kesuksesan dan partisipasinya dalam acara ini merupakan simbol ukhuwwah islamiyah yg kuat dalam diri masyarakat desa rembitan dalam beragama," imbuh Rizal.
(*)