Wawancara Khusus
Qoriah Nasional Asal Lombok Timur Yuni Wulandari: Ndak Nyangka Diundang Ngaji ke Istana Negara
Yuni Wulandari menyabet gelar juara di ajang Seleksi Tilawatil Quran (STQ) nasional XXVI di Sofifi, Provinsi Maluku Utara Oktober bulan 2021.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Dion DB Putra
Kalau di level internasional, saingan berat biasanya dari negara mana?
Kalau berlangsung di Malaysia kita tidak terlalu bisa berharap karena dari dulu Malaysia tetap jadi ini, kecuali kalau kita ke Mesir baru kita ada harapan.
Mbak Yuni bersama suami juga punya pondok pesantren, boleh diceritakan kepada Tribunners?
Kita merintis pondok itu dari TPQ kecil-kecilan bersama suami. Dari musala yang tidak pernah ditempati, lama-lama banyak yang minat, kemudian kita buat pondok.
Nama pondok pesantrennya apa Mbak Yuni?
Yayasan Nubdiah Al Islah Arrusydani, di bawahnya ada SD IT juga. Sekarang kita mau buka SMP IQ. Karena permintaan dari banyak calon santri dari luar, dari Bima, Sumbawa, Mataram dan Lombok Barat.
Berapa banyak santri yang ada di sana?
Santri di sana 260 orang lebih.
Apa yang menjadi kekhasan ponpes Mbak Yuni dan suami?
Khusus tahfiz dan tilawah. Tahfiz itu ya menghafal Alquran dan tilawah itu berlagu ketika mengaji.
Alhamdulilah banyak yang ikut lomba sampai ke tingkat nasional, provinsi, mewakili kabupatennya masing-masing. Dari Sumbawa banyak, Lombok Timur juga banyak, Lombok Barat juga ada.
Berarti ini pondok pesantren yang melahirkan para juara ya mbak?
Amin, tapi ya itu belum ada bantuan dari pemerintah, masih pakai uang-uang MTQ, semua untuk bangun pondok.
Harapan kami kepada pemerintah semoga bisa membantu kita dalam membina anak-anak ini, kebetulan banyak anak yatim dan dari keluarga tidak mampu.
Apa tips yang bisa dibagi kepada Tribuners terutama anak-anak muda?