Bulan Ramadhan
Guru Besar UIN Mataram: Mengingkari Puasa Ramadhan Berarti Tergolong Orang Kafir
Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam paling penting. Perintah ini diberikan kepada hamba Allah SWT dengan panggilan kemuliaan.
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK - Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang sangat fundamental.
Perintah menjalankan ibadah puasa merupakan perintah Allah SWT langsung kepada setiap hambanya yang beriman.
Bahkan, bila ada yang mengingkari perintah puasa Ramadhan, maka dia tergolong orang kafir.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Prof Dr H Fahrurrozi MA menjelaskan, puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam dan fundamental yang sangat tinggi.
Dalam perintah menjalankan ibadah puasa Ramadhan, Allah memanggil hamba-hambanya yang beriman.
Panggilan ini disebut sebagai panggilan kemuliaan.
"Kenapa? karena yang dipanggil oleh Allah SWT dengan gelar keimanan," katanya.
Baca juga: Tausiah Ramadhan: Puasa Ibadah Mulia
Dengan sebutan 'wahai orang-orang yang beriman' itu menunjukkan, Allah memanggil hambanya dengan gelar kemuliaan.
"Artinya tidak mungkin orang yang tidak beriman mampu berpuasa," ujarnya.
"Sebab secara logika, siapa yang mau menahan haus dan lapar sepanjang hari?" lanjutnya.
Tapi tatkala Allah memanggil dengan panggilan keimanannya, maka bagi orang beriman, perintah tersebut menjadi terasa ringan.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah Kota Bima 1-30 Ramadan 1443 H Berikut Waktu Buka Puasa
Direktur Pascasarjana UIN Mataram ini menambahkan, terkait esensi puasa Ramadhan, Rasulullah Muhammad SAW memberikan penjelasan, esensi Islam terbentuk dari lima hal.
Yakni membaca syahadat, mendirikan salat, menunaikan zakat, haji bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan.
Konsensus seluruh ulama Islam menyebut, puasa Ramadhan hukumnya wajib dan menjadi pokok dalam Islam.
"Maka siapa saja yang mengingkari puasa Ramadhan, manusia itu dianggap kafir. Maka segera diminta bertaubat ke Allah SWT," tegasnya.
Lebih lanjut Fahrurrozi menjelaskan, puasa Ramadhan mulai diwajibkan kepada umat Islam pada tahun kedua hijrah Nabi Muhammad SAW.
Karena perintah Allah SWT terhadap puasa Ramadhan sifatnya mutlak dan wajib, dia menyerukan agar dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Sebab mereka yang menjalankan ibadah puasa merupakan orang-orang mulia di sisi Allah SWT.
(*)