Sorong Serah Aji Krame, Tradisi dalam Pernikahan Masyarakat Suku Sasak
Dengan demikian, sorong serah aji krame merupakan prosesi serah terima sebuah nilai yang sudah diatur didalam adat.
Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sorong serah aji krame merupakan sebuah tradisi yang biasanya dilaksanakan ketika terjadinya prosesi pernikahan Suku Sasak.
Tradisi ini masuk dalam prosesi atau tahapan akhir dalam budaya pernikahan orang sasak.
"Sorong serah berarti serah terima, kemudian Aji Krame berarti aturan," terang Lalu Hus, selaku tokoh adat dari Praya, Lombok Tengah, Sabtu (26/3/2022).
Baca juga: Mengenal Tradisi Unik Menjelang Ramadhan di Berbagai Daerah di Indonesia
Baca juga: Hari Raya Nyepi 2022, Tradisi Perang Api di Lombok Berlangsung Kondusif, Dibatasi Hanya 10 Menit
Dengan demikian, sorong serah aji krame merupakan prosesi serah terima sebuah nilai yang sudah diatur di dalam adat.
Prosesi ini dapat dikatakan sebagai suatu proses pengesahan pernikahan secara hukum adat.
Baca juga: Bursa Keris di Lombok Tengah: Beragam Keris Filosofis, Harga Ratusan Ribu Hingga Jutaan Rupiah
Jika sebelumnya menggunakan hukum agama atau akad nikah. Maka ini adalah bentuk sahnya pernikahan melalui hukum adat.
Didalam sorong serah aji krame, terdapat dua pihak yang akan menjalakan prosesi ini.
Pihak pertama yang dinamakan dengan seorang pembayun penyorong atau penyerah.
Dimana seorang pembayun peyorong itu adalah seorang juru bicara dari pihak pengantin dari laki-laki.
"Kemudian yang kedua yaitu seorang pembayun penampi atau penerima, yang akan menjadi juru bicara dari pihak pengantin dari perempuan," terang Lalu Hus.
(*)