Minyak Goreng Langsung Melimpah Setelah HET Dicabut, Warga: Terbukti Bukan Emak-emak yang Nimbun Ya

Pada sore hari setelah pemerintah resmi mencabut HET, minyak dengan merek-merek terkenal langsung tersedia di pasar swalayan.

Editor: Irsan Yamananda
ISTIMEWA
Ilustrasi minyak goreng 

TRIBUNLOMBOK.COM - Minyak goreng kembali membuat masyarakat keheranan.

Pasalnya, minyak goreng kemasan memenuhi etalase pasar swalayan atau minimarket.

Hal ini terjadi setelah pemerintah resmi mencabut ketentuan harga eceran tertinggi (HET).

Sebelumnya, HET minyak goreng kemasan ditetapkan Rp14.000.

Namun, setelah dicabut, harganya langsung melonjak tinggi.

Kisarannya mulai dari Rp23.000-25.000 per liter.

Baca juga: Mendag Tak Akan Menyerah pada Mafia Pangan yang Selundupkan Minyak Goreng ke Luar Negeri

Baca juga: Aturan HET Resmi Dicabut: Minyak Goreng di Kota Mataram Masih Langka

Sontak, hal tersebut membuat konsumen kebingungan.

Pasalnya, stok minyak goreng tiba-tiba langsung ada beberapa saat setelah HET dicabut.

Lantas, apa saja curhatan dari masyarakat?

Berikut ulasan selengkapnya.

Baca juga: Pasokan Minyak Goreng Kemasan Jadi Melimpah Setelah Harganya Mahal Lagi

Pengusaha kecil pusing

Kenaikan harga minyak goreng membuat pengusaha kecil pusing mencari keuntungan.

Azizah (30), seorang pengusaha katering kecil, mengaku berat untuk membeli minyak goreng dengan harga sekitar Rp 50.000 untuk ukuran dua liter.

"Bingung, mau naikin harga takut enggak ada yang beli, enggak dinaikin untungnya tipis banget," kata Azizah kepada Kompas.com, Kamis (17/3/2022).

Azizah juga mengaku heran dengan keberadaan minyak goreng.

Pada Rabu (16/3/2022) siang, ia mencari minyak goreng ke pasar swalayan, tetapi stoknya kosong.

Kemudian, pada sore hari setelah pemerintah resmi mencabut HET, minyak dengan merek-merek terkenal langsung tersedia di pasar swalayan dekat kediamannya di Jatiasih, Bekasi.

"Enggak masuk akal, siang saya cari enggak ada (minyak goreng), sore pas pengumuman harga subsidi dicabut, langsung baris rapi itu minyak (di etalase)," ujar dia.

Asmarina, penjual ayam penyet di Koja, Jakarta Utara, juga mengeluhkan harga minyak goreng yang tinggi.

Di minimarket, dia mendapatkan minyak goreng seharga Rp 28.000 sedangkan di agen-agen dia menemukan harga yang lebih tinggi, yakni Rp 30.000-Rp 32.000.

"Mudah-mudahan cepat stabil saja (harga dan stoknya) karena ngaruh juga. Saya jualan ayam geprek, mau dinaikin enggak sesuai, yang belinya kabur. Enggak dinaikin, sayanya nyesek, untungnya dapat sedikit," ucap Asmarina.

Baca juga: Pasokan Minyak Goreng Kemasan Jadi Melimpah Setelah Harganya Mahal Lagi

Warga heran stok melimpah setelah HET dicabut

Sama seperti Azizah, Jehan (29) juga mengaku heran dengan stok minyak goreng yang langsung tersedia banyak di pasar swalayan setelah pemerintah resmi mencabut HET Rp 14.000 per liter.

Jehan pun menduga selama ini ada permainan yang dilakukan oleh pemerintah dan penyuplai minyak goreng kelapa sawit.

"Kan enggak mungkin minyak merek ternama selama harga subsidi enggak ada, terus hari terakhir siang masih kosong, sore keluar putusan, malamnya minyak banyak dengan merek ternama," ujar Jehan.

"Kan enggak mungkin dalam beberapa jam itu minyak sampai? Berarti kan sengaja merek ternama enggak ngeluarin produknya selama harga subsidi," tambah dia.

Senada dengan Jehan, Titin (32), warga Jakarta Selatan, juga mempertanyakan stok minyak goreng kembali melimpah saat harga naik.

Titin menilai, fenomena tersebut menunjukkan bahwa ada pihak yang selama ini sengaja menimbun minyak goreng hingga menimbulkan kelangkaan.

"Jadi ini kayaknya memang ditunggu-tunggu supaya harganya naik dulu, baru dikeluarin semua," kata Titin.

Titin pun menilai, kembali melimpahnya stok minyak goreng di pasaran saat ini membuktikan bahwa warga tidak menimbun minyak goreng.

Hal ini disampaikan Titin menanggapi pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya menuding warga menimbun minyak goreng di dapur.

Minyak goreng
Minyak goreng (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

"Jadi ini terbukti kan bukan emak-emak yang menimbun ya," ucap Titin.

Belakangan, Menteri Perdagangan M Lutfi mengakui bahwa langka dan mahalnya minyak goreng disebabkan oleh mafia yang bermain.

Jadi, bukan karena ditimbun emak-emak seperti kecurigaan anak buahnya. Lutfi menyebutkan, para mafia itu menyelundupkan minyak goreng sampai ke luar negeri.

Lutfi pun menyampaikan permohonan maaf karena tidak mampu menormalisasi harga minyak goreng.

"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ujar Lutfi.

Warga terpaksa beli

Meski harga minyak goreng melonjak, warga tidak punya pilihan selain membeli kebutuhan pokok tersebut.

Ibu rumah tangga bernama Nuri (47) akhirnya memilih untuk membeli minyak goreng dengan merek yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya karena harganya lebih murah.

"Baru, baru hari ini (tahu). Karena saya butuh, makanya saya beli," kata Nuri.

Warga lainnya, Umi (48), juga terpaksa membeli minyak goreng di salah satu minimarket di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, meski harganya meningkat drastis.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan Tanpa Patokan HET Lagi, Bebas Mengikuti Mekanisme Pasar

Minyak goreng yang sebelumnya dijual seharga Rp 14.000 per liter sesuai HET, kini mencapai Rp 24.000.

Di minimarket lainnya, harga minyak goreng merek Filma dijual Rp 48.500 per dua liter, sedangkan merek Bimoli dijual seharga Rp 50.300 per dua liter.

"Mau gimana lagi, terpaksa kan kebutuhan sehari-hari buat masak," ujar Umi.

Azizah juga mengaku terpaksa tetap membeli minyak goreng kemasan meski harganya melonjak.

Namun, mengingat harga minyak goreng mahal, Azizah berupaya mengirit agar minyak yang dibeli bisa bertahan lama.

"Mau enggak mau saya beli tapi pemakaiannya saya kurangi," kata Azizah seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul ""Siang Cari Minyak Goreng Enggak Ada, Sore Setelah HET Dicabut Stoknya Banyak, Tak Masuk Akal..."".

(Kompas/ Sania Mashabi)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved