Mendag Tak Akan Menyerah pada Mafia Pangan yang Selundupkan Minyak Goreng ke Luar Negeri

Lutfi mengatakan hal tersebut menjawab anggapan sejumlah anggota Komisi VI DPR RI yang menilai pemerintah menyerah pada mafia pangan.

Editor: Dion DB Putra
kemendag.go.id
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meninjau pabrik minyak goreng PT Bina Karya Prima di Jakarta Utara, pada Selasa (15/3/2022). 

TRIBUNLOMBOK.COM,JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi tidak akan menyerah pada mafia pangan di Indonesia yang menyelundupkan minyak goreng sampai ke luar negeri.

Lutfi mengatakan hal tersebut menjawab anggapan sejumlah anggota Komisi VI DPR RI yang menilai pemerintah menyerah pada mafia pangan.

"Saya ingin menekankan bahwa tidak ada saya menyerah kepada mafia-mafia, terutama mafia pangan," kata Lutfi saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Aturan HET Resmi Dicabut: Minyak Goreng di Kota Mataram Masih Langka

Baca juga: Sidak Minyak Goreng di Kota Bima, Petugas Gabungan Temukan Paket Penjualan dengan Sembako Lain

Walau demikian, Lutfi mengakui bahwa telah terjadi kenaikan harga beragam komoditas pangan dan energi.

Jagung misalnya, pada bulan Maret 2022 harganya naik 97 persen dibandingkan Maret 2020 atau masa awal pandemi Covid-19.

Pada periode yang sama, harga sapi bakalan naik 67 persen. Lalu, dibandingkan Maret 2020, harga gula pada Maret 2022 naik 47,6 persen, harga kedelai naik 92,08 persen, harga minyak naik lebih dari 100 dolar AS, dan batu bara naik lebih dari 430 dolar AS.

"Jadi yang kita hadapi ini adalah badai di mana seluruh kenaikan harga komoditas dunia ini menjadi permasalahan internasional yang juga menjadi permasalahan kita," kata Lutfi.

Lutfi mengaku dirinya bersalah karena tak bisa memprediksi lonjakan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.

Dia tak mengira bahwa invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan harga berbagai kebutuhan pangan melonjak tinggi.

Ketika berbincang dengan duta besar Ukraina akhir Februari lalu, Lutfi mengaku sempat menanyakan potensi invasi Rusia ke Ukraina.

Kepada Lutfi, duta besar Ukraina menyebut bahwa kedua negara memang sudah kerap cekcok.

Namun, nyatanya, invasi tersebut mengakibatkan kenaikan harga berbagai komoditas pangan dan energi. Harga batu bara hingga minyak pun melonjak tajam.

"Jadi tidak terbayang sama saya itu terjadi. Itu saya akui sepenuh hati dan memang saya tidak melihat di kaca spion harga kenaikan ketika invasi Rusia itu menjadi luar biasa," ujarnya.

Meski mengaku salah, Lutfi menegaskan bahwa dirinya tidak menyerah menghadapi kemunculan mafia-mafia dan spekulan pangan.

"Saya sebagai pemerintah tidak bisa kalah dari mafia, apalagi spekulan spekulan yang merugikan rakyat. Itu saya jamin," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved