Aturan HET Resmi Dicabut: Minyak Goreng di Kota Mataram Masih Langka
Stok minyak goreng kemasan di Kota Mataram masih langka setelah keputusan pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET).
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Stok minyak goreng kemasan di Kota Mataram masih langka setelah keputusan pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET).
Tribunlombok.com melakukan penelusuran ke sejumlah toko ritel dan swalayan di Kota Mataram, hasilnya tidak menemukan minyak goreng di semua toko tersebut.
Rini, salah seorang pegawai di toko swalayan Jalan Adi Sucipto, Kota Mataram mengatakan bahwa stok minyak goreng kemasan di toko tersebut telah kosong selama beberapa hari.
Baca juga: Daftar Harga Terbaru Minyak Goreng: Mulai dari Bimoli, Filma, hingga Sania
Baca juga: Minyak Goreng Kemasan Kembali Ikuti Harga Pasar, Versi Curah Rp14 Ribu per Liter
“Di sini masih kosong stoknya, katanya sih naik harganya tapi di sini belum ada,” katanya.
Ia kemudian merekomendasikan Tribunlombok.com untuk mengunjungi sebuah swalayan di Jalan Ampenan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Menurutnya stok minyak goreng tersedia di swalayan tersebut namun harus menunjukkan tanda pengenal jika ingin membeli.
Namun saat dikunjungi, stok minyak goreng di swalayan itu juga kosong.
Sama seperti Rini, pegawai di sana menyebut minyak goreng telah ludes diburu begitu stok tersedia.
“Udah habis, dua hari yang lalu ada stoknya tapi langsung habis begitu ditaruh di rak,” terang Ema, pegawai swalayan pada Tribunlombok.com, Kamis (17/3/2022).
Pihak swalayan sendiri belum dapat mematok harga minyak goreng saat ini karena ketersediaan stok yang belum ada.
Dikutip dari Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat kabinet terbatas, Selasa (15/3/2022) menyebut subsidi minyak goreng kemasan sederhana dan kemasan premium akan mengikuti harga keekonomian produk tersebut.
“Subsidi untuk kemasan lain menyesuaikan nilai keekonomian minyak sawit agar tersedia di pasar modern dan tradisional,” katanya.
(*)