Ini Pandangan Tuan Guru Bajang Tentang Pro Kontra Kesenian Wayang

Ulama kharismatik asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Zainul Majdi menyampaikan pendapatnya tentang kesenian wayang.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Lalu Helmi
Istimewa
TGB Zainul Majdi memberikan tanggapan tentang pro-kontra kesenian wayang di Islamic Center Hubbul Wathan, Mataram. 

Sekali lagi, Ketua Umum NWDI tersebut mengingatkan pentingnya menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Sesuai dengan kadarnya.

Baca juga: Tutup Muktamar Ke-1 NWDI, TGB Luncurkan Buku Tentang Pandemi Covid-19

Baca juga: Febrian Ceritakan Kisah di Balik Buku Tuan Guru Bajang dan Covid-19

"Melihat budaya yang berkembang di tengah masyarakat itu tidak boleh dengan kacamata kuda, pokoknya budaya berarti bertentangan dengan islam, itu tidak boleh," kata Tuan Guru Bajang Zainul Majdi.

Dalam kesempatan lain, TGB secara konsisten mengingatkan agar konten dakwah pemuka agama tidak memantik munculnya friksi hingga konflik di tubuh masyarakat.

TGB menganalogikan jika Indonesia adalah manusia, maka tulang belakangnya adalah persaudaraan antar elemen bangsa. 

"Jika tulang belakangnya lemah, kita memberikan isu-isu SARA, kita membiarkan sentimen keagamaan itu diarahkan untuk hal-hal yang memancing pertentangan, memancing perselisihan itu sama artinya dengan melemahkan tulang belakang," jelas TGB

Sebelumnya, dalam sepekan terakhir publik ramai memperbincangkan soal kesenian wayang.

Hal ini lantaran beredarnya potongan ceramah Ustaz Khalid Basalamah.

Dalam potongan video tersebut, tampak seorang jemaah bertanya kepada Khalid tentang kesenian wayang.

“Saya orang Jawa dan saya suka pewayangan. Jadi, apakah wayah dilarang? Bagaimana tobat profesi dalang?,” tanya jamaah tersebut kepada Ustaz Khalid Basalamah.

Khalid langsung meresponsnya.

Dia mengatakan, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap budaya di Indonesia, bahwa Islam melarang permainan wayang.

“Tentu saja saya sudah pernah bilang ke teman-teman sekalian, tanpa mengurangi hormat terhadap tradisi dan budaya, kita harus tahu, bahwa kita Muslim dan dipandu agama. Harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya. Jangan budaya di-Islamkan, susah. Meng-Islamkan budaya ini repot, karena budaya banyak sekali,” jawab Khalid.

Menurutnya, meski kesenian wayang itu merupakan tradisi peninggalan nenek moyang bangsa, namun bukan berarti permainan tersebut harus dimainkan, lantaran dilarang dalam ajaran Islam.

“Kalau memang ini (wayang) peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu oh ini tradisi orang dulu seperti ini, tapi kan bukan berarti itu harus dilakukan sementara dalam Islam dilarang. Harusnya kita tinggalkan,” tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved