Kasus Kekerasan Anak di Lombok Timur Mencemaskan, LPA Dorong Bentuk Satgas Tingkat RT

Laporan Reporter TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Berbagai bentuk kasus kekerasan terhadap anak di Lombok Timur membuat Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur geram.

"Kasus kekerasan anak di Lotim (Lombok Timur) kian masif, ini tidak bisa dianggap sepele," tegas Ketua LPA Lombok Timur Judan Putra Baya, Rabu, 16 Februari 2022.

Lebih lanjut dia menceritakan, di Lombok Timur kembali terjadi rentetan kasus kekerasan anak di bawah umur.  

Beberapa waktu lalu, terungkap santriwati diduga jadi korban kekerasan oknum pengajarnya. 

"Kemudian ada lagi seorang anak Sekolah Dasar (SD) dirudapaksa delapan orang, ini merupakan kebiadaban," tegasnya.

Lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak, justu tidak aman lagi.

Baca juga: Sejumlah Pasal Hilang dalam Perda Perkawinan Anak NTB, LPA Sebut Aturan Pepesan Kosong

Baca juga: Peringati Hari Anak Nasional, Plan Indonesia Serukan Perlindungan Anak di Masa Pandemi

Menurut Junda Putra, lingkungan sekolah harusnya menjadi tempat anak tumbuh dan mengembangkan diri, bukan sebaliknya.

Mirisnya lagi, pelaku kekerasan anak di Lombok Timur adalah oknum pengajar.

Kondisi ini harus menjadi pelajaran penting dan evaluasi pihak sekolah.

Sudah seharusnya pihak sekolah mendidik, melindungi, dan membina moral muridnya.

Dalam kondisi seperti ini, dia kemudian mempertanyakan siapa yang musti dipercayakan orang tua jika oknum guru menjadi pelaku.

"Lantas kemana, dimana, dan siapa yang kita harapakan untuk melindungi anak-anak di negeri ini," ujarnya.

"Oleh karenanya semua pihak harus serius dalam melindungi anak-anak dari berbagai kekeasan," tegas Judan Putra.

Lebih lanjut ia menyampaikan, satu diantara program prioritas Pemerintah Kabupaten Lombok Timur adalah perlindungan perempuan dan anak.