Kecelakaan Maut Balikpapan
Rincian Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Balikpapan, Termasuk yang Luka-luka hingga Jalani Operasi
Selain mengakibatkan kerusakan parah di sekitar Jalan Soekarno-Hatta, korban luka akibat kejadian itu pun tak terelakkan termasuk korban meninggal.
TRIBUNLOMBOK.COM - Simpang siur jumlah korban tewas dalam kecelakaan di Muara Rapak, Balikpapan akhirnya terjawab.
Jumlah korban tewas yang semula dilaporkan dalam jumlah belasan akhirnya diklarifikasi.
Adapun berikut ini rincian jumlah korban dalam kecelakaan tragis di Balikpapan, Senin (21/1/2022).
Kecelakaan maut yang terjadi di Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), meninggalkan duka mendalam bagi para korban dan keluarga mereka.
Selain mengakibatkan kerusakan parah di sekitar Jalan Soekarno-Hatta, korban luka akibat kejadian itu pun tak terelakkan termasuk korban meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat terdapat 31 korban kecelakaan yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan ada 4 korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan korban kecelakaan di Simpang Muara Rapak dirawat di beberapa rumah sakit.
Baca juga: Penjual Kue Korban Kecelakaan Balikpapan Tewas Sambil Genggam Dagangan, Anak Sendiri Tutupi Jaket
Baca juga: Babak Baru Penyelidikan Kecelakaan Balikpapan, Polisi Buka Peluang Jerat Pengusaha Pemilik Truk
Ada 13 korban dirawat di RS Kanudjoso Djatiwibowo, 11 korban dirawat di RS Restu Ibu, 3 korban di RSUD Beriman Balikpapan, 2 korban di RS Tentara dan 2 korban di RS Pertamina Balikpapan.
"Lima di antaranya dirawat jalan sedangkan sisanya rawat inap. Dari 31 ini, 7 perempuan dan 24 laki-laki. Rata-rata cedera di kepala, daerah mata, tulang rusuk karena benturan," ujarnya, Sabtu (22/1/2022).
Dia pun mengklarifikasi soal simpang siur jumlah korban meninggal dunia yang beredar di media sosial.
Data resmi yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Balikpapan hanya menyebutkan 4 orang meninggal dunia. Satu korban berjenis kelamin perempuan, dan 3 korban berjenis kelamin laki-laki.
"Jadi tidak benar jumlah korban meninggal puluhan. Yang meninggal ada alamat Cilacap, Cilegon, Pekanbaru, dan satu jalan Sulawesi Balikpapan," tuturnya.
Saat ini, rata-rata korban luka sudah menjalani operasi, baik di RS Kanujoso Djatiwibowo maupun RS Restu Ibu. Namun, masih ada satu korban yang kritis.
"Tiga belas (korban) di RSKD rata-rata sudah menjalani operasi, di Restu Ibu ada 11 korban dan 5 di antaranya juga sudah menjalani operasi. Jadi semua terlayani baik oleh tim," ucapnya.
Seorang Penjual Kue Ikut Tewas
Seorang penjual kue bernama Fatmawati (41) menjadi salah satu yang menghembuskan nafas terakhir akibat kecelakaan besar itu.
Ia yang tengah mengantarkan kue diantar putranya tewas di lokasi kejadian.
Korban kecelakaan maut, Fatmawati (41) meninggalkan 3 orang anak bernama Resita (20), Muhammad Baihaqi (18) dan Aurel (13).
Anak pertama Fatmawati, Resita tak menyangka bahwa sang ibunda dan adik laki-lakinya terlibat dalam kecelakaan maut yang juga menelan nyawa sang ibu.
"Kaget juga sekalinya bukan kecelakaan biasa, luar biasa malahan," tuturnya.
Baca juga: Babak Baru Penyelidikan Kecelakaan Balikpapan, Polisi Buka Peluang Jerat Pengusaha Pemilik Truk
Baca juga: Sempat Diisukan karena Rem Blong, Polisi Lihat Indikasi Gagal Rem Penyebab Kecelakaan Balikpapan
Resita mengaku sempat kalang kabut dan tak tahu kemana tubuh sang ibu yang ternyata telah tak bernyawa (meninggal di tempat) dibawa.
"Aku sempat ke Klinik Ibnu Sina dan RSUD Beriman tapi ternyata Mama itu langsung dibawa ke RS Kanujoso Djatiwibowo menggunakan pikap yang kebetulan melintas di situ juga," katanya.
"Karena memang ambulans nggak ada yang ready di situ pada saat itu," tambahnya.
Pada saat kejadian kecelakaan lalu lintas maut yang melibatkan sang ibu dan sang adik tersebut, Resita mengaku sedang menyiapkan keperluan suaminya yang akan berangkat bekerja.

"Saya lagi ngurusin suami pada saat dikabarin itu, kok tumben Handphone (Hp) saya tiba-tiba bunyi pagi-pagi karena nggak pernah ada yang menghubungi saya sepagi itu, ternyata sepupu saya, anaknya bu Ratna," jelasnya.
Resita menjelaskan setiap harinya ibunda memang berjualan kue dan mengantarkan ke beberapa tempat di Balikpapan, contohnya di Borobudur dan Pandansari.
"Ibu itu setiap hari memang jualan kue, nggak pernah libur," katanya.
"Pada saat meninggal itu pun katanya si Abi, Mama masih menggenggam plastik kue yang mau dititipkan ke Pasar Pandansari," lanjutnya.
Ia menambahkan, tangan ibunda baru dilepaskan dari plastik kue yang terus digenggamnya hingga nyawanya tak terselamatkan dan meninggal dunia di atas aspal itu, ketika akan dinaikkan ke pikap dan dilarikan ke RSKD.
"Pas mau dinaikkan ke pikap itu baru dilepaskan sama orang-orang," tuturnya.
Abi seolah tahu ibunda sudah meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut, ia langsung melepaskan jaketnya dan menutup kepala sang ibu dengan jaket yang dikenakannya.
"Abi memang sudah tahu Mama nggak ada (meninggal dunia) ketika melihat darah yang keluar dari balik helm yang dipakai Mama," tukasnya.
"Tenang sekali dia hingga bantuan datang dan memastikan keadaan Mama," ucapnya.
Ia pun sempat melihat video yang beredar dan menyadari bahwa helm pun tak dapat menyelamatkan nyawa sang ibu dari kecelakaan hebat tersebut.
"Helm itu masih terkancing, tetapi pas dilepas memang kepalanya sudah berdarah-darah, saya lihat sendiri itu videonya," ucapnya.
Resita baru dapat menemui jenazah sang ibu yang telah terbaring tak berdaya dan tak bernyawa di kamar mayat RSKD.
"Saya ke IGD itu memang sudah nggak ada (meninggal), nggak ada di tempat juga dan ternyata memang sudah dibawa ke kamar mayat," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Indikasi Baru Gagal Rem Bukan Rem Blong
Kecelakaan di Muara Rapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022) pada akhirnya masih diselidiki lebih mendalam.
Penyebab kecelakaan yang menurut sopir adalah rem blong akan diselidiki ulang.
Polisi belum menyimpulkan kecelakaan ini sebagai rem blong, tetapi mencurigai adanya gagal rem.
Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan mengaku pihaknya masih belum menyimpulkan kasus kecelakaan maut di kawasan Jalan Soekarno Hatta, Muara Rapak, Balikpapan, terjadi karena rem blong atau gagal rem.
Menurut Aan, pihaknya masih tengah akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kejadian naas yang membuat 4 orang meninggal dunia tersebut.
"Jadi kami belum bisa menyimpulkan apakah itu rem blong apakah itu gagal rem. Ini petugas masih olah TKP," kata Aan kepada wartawan, Sabtu (22/1/2022).
Baca juga: Sosok Sopir Truk Kecelakaan di Balikpapan, Langgar Aturan hingga Jadi Tersangka
Baca juga: Antisipasi Kecelakaan Balikpapan, Kota Mataram Bikin Rambu Kendaraan Berat, yang Melanggar Ditilang
Dari olah TKP tersebut, kata Aan, pihaknya akan segera melakukan serangkaian rekonstruksi kejadian.
Nantinya, pihaknya juga akan melibatkan ahli untuk mendalami kasus tersebut.
"Nanti kalau nanti indikasi dia tidak ada bekas di jalan, tidak ada bekas rem, bisa jadi rem blong ini. Artinya rem ini sudah rusak sebelum kendaraan tersebut dipakai. Ini nanti dari rekonstruksi yang kita lakukan akan didalami lagi dengan penyidikan dengan mendatangkan ahli," terang Aan.
Selain rem blong, Aan menyatakan penyidik juga akan mendalami dugaan adanya gagal rem dari supir truk tersebut. Namun, hal ini juga masih didalami oleh penyidik di lapangan.
"Contoh kalau ditemukan itu gagal rem. Gagal rem itu misal pengemudi sudah berusaha untuk mengerem namun karena beban dari kendaraan itu cukup berat sehingga gagal rem. Nah ini nanti didalami lagi oleh penyidik dengan mendatangkan ahli kemudian dilihat kendaraannya, dilihat sistim pengeremannya, nanti akan ketahuan bahwa oh iya itu gagal rem," tukasnya. (*)