Isi Ceramah Hina Makam Keramat Ulama di Lombok, NWDI Laporkan MQ ke Polisi
Beredarnya potongan video ceramah berisi pernyataan kontroversial dari tokoh agama berinisial MQ disikapi secara tegas NWDI.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Beredarnya potongan video ceramah berisi pernyataan kontroversial dari tokoh agama berinisial MQ disikapi secara tegas Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
NWDI sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas) keagamaan langsung melaporkan tokoh MQ ke kepolisian.
Pengurus NWDI Lombok Tengah, Minggu (2/1/2022), jam 11:00 Wita menyampaikan laporan ke Polres Lombok Tengah.
Kemudian Banom Himmah NWDI juga melaporkan yang bersangkutan ke Polda NTB.
Dengan laporan tersebut Pengurus Daerah NWDI Lombok Tengah melaporkan isi ceramah MQ.
Dalam Video yang dipublikasikan melalui media sosial Youtube di chanel Surabaya mengaji, sang ustad dianggap menghina ajaran dan keyakinan umat Islam.
Baca juga: Banjir Kembali Terjang Lombok Barat, 182 KK Terdampak di Dua Dusun Ini
TGH Fathi, ketua I PDNWDI Lombok Tengah mengungkapkan, adapun alasan pelaporan ceramah tersebut, antara lain.
Mereka menilai bahwa pidato yang disampaikan oleh MQ di menit 31 dalam video tersebut dianggap menghina warga yang ziarah ke Makam Selaparang, Bintaro, Sekarbela, Loang Balok, Ali Batu, Batu Layar.
Ceramah itu dianggap merendahkan tradisi ziarah umat Islam.

Selama ini, makam-makam ulama tersebut menjadi lokasi ziarah umat Islam di Lombok.
"Pernyataan tersebut sangat menyinggung perasaan kami sebagai masyarakat muslim Sasak dengan bahasa cukup jelas melecehkan dan merendahkan situs-situs ulama dan auliya kami yang telah berjasa menyebarkan Agama Islam khususnya di Pulau Lombok," katanya.
"Menghormati dan ta’zim kepada para ulama dan auliya’ullah adalah kewajiban dalam tradisi ahlussunnah wal jamaah," lanjutnya.
Di samping itu, pernyataan MQ tersebut berpotensi memecahbelah ummat Islam dan memunculkan konflik SARA dalam masyarakat, serta mengoyak kedamaian ummat.
Baca juga: Pengakuan Pemandu yang Telantarkan 71 Pendaki Rinjani, Kehabisan Uang, Gagal Bayar Jasa Open Trip
Baca juga: Lombok Utara Tahun 2021 Kondusif, Vaksinasi Covid-19 Dosis Lengkap Lebih dari 70 Persen
Pernyataan MQ tersebut menghina dan melecehkan ulama dan para waliyullah.