Wisata di NTB

Lima Desa Wisata Ini Bisa Dikunjungi saat Datang Nonton Superbike di Sirkuit Mandalika

Di sela-sela jadwal menonton WSBK, tribunners bisa mengunjungi desa-desa wisata yang tersebar di beberapa daerah di Lombok.

TribunLombok.com/Sirtupillaili
DESA SADE: Suasana aktivitas sehari-hari warga di desa wisata Sade, Lombok Tengah, Kamis (14/10/2021). 

Tapi bila datang sendiri, biasanya wisatawan akan disambut para pemandu wisata yang menunggu di depan pintu gerbang desa.

Di setiap rumah penduduk, pengunjung bisa membeli langsung kain tenun yang diproduksi manual para perempuan Sade.

Tidak jauh dari Sade, juga terdapat desa tradisional lainnya yakni Desa Wisata Ende yang bisa juga dikunjungi para wisatawan.

Desa Bonjeruk

DESA BONJERUK: Warga Desa Bonjeruk menunjukkan karya seni tradisi hingga olahan kopi hasil bumi desa, di Pasar Bambu Bonjeruk, Rabu (3/11/2021).
DESA BONJERUK: Warga Desa Bonjeruk menunjukkan karya seni tradisi hingga olahan kopi hasil bumi desa, di Pasar Bambu Bonjeruk, Rabu (3/11/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Masih di wilayah Lombok Tengah, tribunners juga bisa mengunjungi desa wisata lainnya yakni Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.

Jarak Mandalika dengan Desa Bonjeruk sekitar 35,3 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit, menggunakan sepeda motor atau mobil.

Desa ini sangat subur dan memiliki bentang alam yang indah. Di desa ini pengunjung bisa menikmati pengalaman agrowisata. Mulai dari kegiatan pertanian, perkebunan buah, persawahan, hingga perdagangan hasil bumi.

Baca juga: Jelang Superbike di Mandalika, Danrem 162/WB Minta Warga Bantu Jaga Kondusivitas Daerah

Pengunjung bisa mengambil sendiri buah-buah segar dari kebun desa. Termsuk kopi khas yang digoreng menggunakan pasir.

Pengelola Desa Wisata Bonjeruk juga kini menyediakan wahana bersepeda di antara perkebunan dan sawah. Pemerintah desa bahkan membangun jalur sepeda di tengah sawah warga.

Masyarakat Desa Bonjeruk juga masih memegang teguh adat istiadat, seni dan budaya sejak zama leluhur.

DESA BONJERUK: Warga Desa Bonjeruk menunjukkan karya seni tradisi hingga olahan kopi hasil bumi desa, di Pasar Bambu Bonjeruk, Rabu (3/11/2021).
DESA BONJERUK: Warga Desa Bonjeruk menunjukkan karya seni tradisi hingga olahan kopi hasil bumi desa, di Pasar Bambu Bonjeruk, Rabu (3/11/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Tidak hanya alamnya, Desa Bonjeruk juga memiliki nilai sejarah yang kuat. Pada zaman penjajahan Belanda, Bonjeruk pernah menjadi pusat pemerintahan kedistrikan Hindia Belanda.

Uniknya, hingga saat ini bangunan bergaya arsitektur Eropa masih bisa dilihat di kampung ini. Bangunan tua khas Eropa ini sangat kontras dengan suasana pedesaan.

Salah satunya gerbang bertuliskan Bondjeroek den 10 mei dengan angka tahun 1933. Bangunan ini didirikan tahun 1933 sebagai gerbang masuk ke komplek perumahan dengan desain art deco peninggalan Belanda.

Desa Sesaot

DESA SESOT: Sungai dengan air biru tosca di Desa Sesoat yang menjadi objek wisata favorit warga, Rabu (3/11/2021).
DESA SESOT: Sungai dengan air biru tosca di Desa Sesoat yang menjadi objek wisata favorit warga, Rabu (3/11/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Lanjut ke wilayah Kabupaten Lombok Barat, tribunners bisa mengunjungi lebih banyak desa wisata. Salah satunya Desa Sesaot, di Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved