Wisata di NTB

Lima Desa Wisata Ini Bisa Dikunjungi saat Datang Nonton Superbike di Sirkuit Mandalika

Di sela-sela jadwal menonton WSBK, tribunners bisa mengunjungi desa-desa wisata yang tersebar di beberapa daerah di Lombok.

TribunLombok.com/Sirtupillaili
DESA SADE: Suasana aktivitas sehari-hari warga di desa wisata Sade, Lombok Tengah, Kamis (14/10/2021). 

Jarak dari Mandalika sekitar 56,1 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih, meggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Baca juga: Semarak Sambut Superbike 2021, Pelajar SMA Tanam Pohon di Jalur Bypass Mandalika

Kawasan wisata Sesaot sudah sangat tersohor di kalangan wisatawan lokal hingga mancanegara.

Selain kolam pemandian dengan air biru tosca, desa yang terletak di kawasan hutan Gunung Rinjani ini juga menjadi jalur pendakian kuno menuju Gunung Rinjani.

Karena berada di kawasan hutan Rinjani, di desa ini terdapat banyak air terjun yang bisa dinikmati. Diantaranya air terjun Tibu Sendalem, Tembiras, dan Tibu Goa.

Bagi yang suka kamping di desa ini juga terdapat loksi camping ground Vetong Hill dan Bukit Khesari.

Pengunjung akan menikmati nuansa alam yang sejuk dan asri. Airnya terasa sejuk dan dingin. Sehingga banyak pengunjung datang mandi ke tempat ini.

Tidak kalah pentingnya, jika datang ke wisata Sesaot harus mencicipi kuliner khas yakni Sate Bulayak yang dikenal enak.  

Desa Senaru

DESA SENARU: Masyarakat adat Bayan di Desa Senaru mengenakan pakaian adat mereka saat menyambut tamu, Kamis (4/11/2021).
DESA SENARU: Masyarakat adat Bayan di Desa Senaru mengenakan pakaian adat mereka saat menyambut tamu, Kamis (4/11/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Mumpung datang ke Lombok, tidak salahnya di sela-sela nonton Superbike di Mandalika untuk melancong ke Desa Senaru, di Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Desa wisata ini juga tidak kalah seru dan unik. Tidak hanya menjadi pintu pendakian Gunung Rinjani, desa wisata Senaru juga menyuguhkan nilai-nilai adat dan budaya yang masih dijunjung tinggai warga setempat.

Di desa ini terdapat kampung adat Senaru yang mempertahankan bentuk bangunan rumah adat sejak abad ke-14.

Jika berkunjung ke Senaru, tribunners akan disambut penduduk desa yang ramah dan murah senyum.

Meski bangunan rumah hampir mirip seperti di Desa Sade, corak pakaian adat masyarakat adat Bayan terlihat berbeda dengan masyarakat Lombok di wilayah tengah dan timur.  

DESA SENARU: Masyarakat adat Bayan di Desa Senaru mengenakan pakaian adat mereka saat menyambut tamu, Kamis (4/11/2021).
DESA SENARU: Masyarakat adat Bayan di Desa Senaru mengenakan pakaian adat mereka saat menyambut tamu, Kamis (4/11/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Salah satu yang membedakan adalah penutup kepala kaum perempuan berupa jong. Warna dan corak tenun pun lebih cerah dibandingkan Lombok bagian lain.

Masyarakat adat Bayan yang ada di Senaru menjadi salah satu kekuatan desa wisata ini. Hingga saat ini mereka masih mempertahankan adat dan budaya leluhur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved