Omzet Menurun, Usaha Kerajinan Cukli Bertahan di Masa Pandemi Covid-19
Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan pelaku usaha kerajinan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan pelaku usaha kerajinan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sepinya kunjungan wisatawan ke NTB membuat omzet mereka turun drastis sejak pandemi melanda, awal tahun 2020.
Seperti usaha kerajinan cukli di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Permintaan kerajinan cukli turun drastis dibandingkan kondisi normal.
Hampir dua tahun, usaha mereka bak hidup segan mati tak mau.
Mereka masih berusaha bertahan di tengah sepinya permintaan pasar.
Herman, pemilik Lombok Craft di Kelurahan Rembiga, Kota Mataram menuturkan, meski kondisi sangat sulit dia berusaha tetap bertahan.
Baca juga: PLN NTB Segera Uji Coba Listrik Sirkuit Mandalika
”Alhamdulillah masih bisa berjalan, tetapi jelas berbeda dengan kondisi sebelum Covid-19,” katanya, Selasa (24/8/2021).

Sebelum pandemi, tokonya bisa menjual 5-6 set mebel cukli dalam sebulan.
Sedangkan saat ini mereka hanya mampu menjual 2-3 set, itu sudah sangat beruntung.
Satu set cukli terdiri dari meja dan beberapa kursi dengan hiasan cukli.
Harganya bervariasi mulai dari Rp 6,5 juta hingga Rp 16 juta, tergantung jenis dan besar mebel cukli.
Biasanya, warga menerima pesanan dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat, tetapi saat ini permintaan dari luar sepi.
Sehingga mereka fokus untuk memenuhi permintaan dari pasar lokal dan nasional.