Ombudsman NTB Ungkap 85.697 Siswa Tak Punya Nomor Induk, Terancam Tidak Bisa Kuliah
Ombudsman RI perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkap 85.697 siswa di NTB tidak memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Itu disebabkan NISN dan NIK peserta tidak sinkron.
Dikbud Provinsi NTB tidak memiliki basis data nominasi tetap peserta ujian nasional (UN), setelah UN dihapus tahun 2020.
Di samping itu, tidak ada koordinasi dan pemberian data sekolah tingkat dasar/SMP oleh Dikbud kabupaten/kota maupun Kemenag NTB kepada Dikbud NTB sebagai basis data.
”Permasalahan tersebut dipicu sekolah yang tidak melakukan verifikasi dan validasi peserta didik pada aplikasi Verval PD PDSPK Kemendikbud,” ungkapnya.
Kelalaian sekolah, Dikbud dan Kemenag NTB itu merugikan para siswa.
Baca juga: Mabuk-mabukan di Pinggir Jalan, Pemuda Ditindak Tim Puma Polres Lombok Barat
Banyak siswa yang belum memiliki NISN kesulitan mengakes aplikasi saat mendaftar PPDB.
Sahabudin, asisten bidang penanganan laporan Ombudsman NTB menambahkan, pada aplikasi Verval PD Dasboard Kemenag NTB, tanggal 29 Juni 2021 data residu atau bermasalah mencapai 58,13 persen.
Jumlah siswa madrasah di bawah Kemenag NTB yang belum memiliki NISN mencapai 81.673 orang peserta didik.
Tidak hanya itu, Ombudsman NTB juga menemukan 1.043 siswa belum terinput data tempat lahirnya.
Kemudian 1.317 orang belum terinput data tanggal lahir peserta didik.
Selanjutnya 29.164 orang belum terinput nama ibu kandung peserta didik.
Juga terdapat 168.562 NIK peserta didik belum sinkron akibat proses pemadanan data, kesalahan input NIK/tidak sesui format, serta siswa KK ganda.
”Sementara dilingkup Dinas Dikbud NTB tercatat 4.024 orang siswa belum memiliki NISN,” katanya.
Permasalahan lainnya, 31 siswa belum terinput data tempat lahirnya.
Lalu 2.141 belum terinput data tanggal lahir.