Inovasi Pengolahan Sampah di NTB Jangan Sekedar Diperkenalkan

Inovasi-inovasi pengelolaan sampah yang dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) harus berkelanjutan

TribunLombok.comds/Sirtupillaili
SAMPAH PLASTIK: Maksun (59), kepala SDN 4 Taman Sari, Lombok Barat menunjukkan bata plastik hasil olahan limbah sampah plastik, Rabu (16/6/2021). Bata plastik ini dimanfaatkan untuk membangun gedung sekolah.   

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT –  Inovasi-inovasi pengelolaan sampah yang dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) harus berkelanjutan.

Sirkulasi dan pemanfaatannya harus dipastikan terus berjalan.

Sehingga inovasi tersebut dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

”Jangan hanya dikenalkan inovasinya kemudian tidak digunakan masyarakat, tapi dijaga keberlanjutannya,” ujar Wakil Gubernur Provinsi NTB Sitti Rohmi Djalilah, saat mengunjungi Laboratorium Sampah Paman Sam, di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: Pelabuhan Bangsal Jadi Pintu Masuk Wisatawan, Kadispar NTB Cek Pelayanan CHSE

Ia menyarankan, fasilitas pengelolaan sampah yang sudah dibangun perlu dicatat dan dimasukkan ke dalam aplikasi Lestari.

Sehingga memudahkan pemantauan sampai memetakan daerah mana yang cocok dengan inovasi tersebut.

Tonton juga:

Ia menjelaskan, melalui aplikasi itu pemanfaatan hasil inovasi pengelolaan sampah menjadi pupuk, pakan, energi, dan lain-lain dapat dipantau.

Baca juga: Museum NTB Kurang Inovasi, Wagub Rohmi Minta Pengelola Buat Gebrakan

Sekaligus untuk mengetahui ketersediaan bahan bakunya di lapangan.

Sementara itu, Umi Ningsih, pendiri Laboratorium Sampah Paman Sam menjelaskan, biogas yang dihasilkannya disebut bio slurry.

Bahan bakunya dari limbah ternak atau sampah organik rumah tangga.

Pemanfaatannya saat ini sudah digunakan oleh 15 rumah tangga di Desa Lembuak sebagai pupuk cair dan bahan bakar pengganti gas.

”Limbahnya nol persen dan kita kembangkan juga dari bahan baku sampah organik rumah tangga, umumnya menggunakan limbah ternak," ujar Umi Nining.

Selain itu, instalasi biogas digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, penerangan maupun kompor di dapur.

”Kelebihannya, tidak membahayakan karena tekanan gas rendah namun efisien,” jelasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved