Usaha Pencucian Sarang Walet di NTB Patut Dicoba, Ini Keuntungannya
Bisnis pencucian sarang burung walet menjadi alternatif pilihan bisnis potensial dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Bisnis pencucian sarang burung walet menjadi alternatif pilihan bisnis potensial dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bisnis ini belum banyak dikembangkan pengusaha di wilayah NTB.
Dari segi keuntungan juga cukup menjanjikan.
Industri ini juga bisa menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah banyak.
Baca juga: Viral Kondisi iPhone Hangus karena Meledak saat Dicas, sang Pemilik Ungkap Kondisi Sebelum Kejadian
Lalu Saswadi, pengusaha sekaligus Ketua Yayasan Ammar Sasambo di Lombok Tengah mengatakan, pencucian sarang burung walet ini memiliki potensi ekonomi besar.
Satu kilo sarang walet dicuci 10 orang tenaga pencuci, dengan ongkos Rp 10 juta.
Jika satu kuintal sarang burung dicuci, maka setiap tenaga kerja mendapatkan gaji Rp 6 juta perbulan dengan lama pencucian 20 hari.
”Selain menyerap tenaga kerja yang besar, kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat karena upah besar," jelas Saswadi.
Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Delta: Mirip Seperti Flu, Mudah Menular dan Cenderung Menginfeksi Anak Muda
Saat ini, unit usaha ekspor sarang burung walet yang dikelola yayasannya memiliki 13 apartemen walet.
Sementara pelaku usaha yang bergabung sebanyak 157 orang dengan 360 apartemen.
"Masih banyak lagi potensi di luar NTB yang akan kami ajak bergabung,” katanya.
Dia optimis usaha tersebut akan berkembang karena PT Ading International, sebagai eksportir sarang burung walet telah memiliki izin resmi.
Saat ini, yayasannya tengah melatih 30 orang tenaga pencuci sarang walet.
Dengan pencucian tersebut, nilai jual sarang burung walet di pasar ekspor lebih tinggi dari sebelumnya.
Karena sebelumnya sarang burung walet masih bercampur kotoran dan bulu burung walet.
Setelah dilakukan pencucian, harga sarang walet perkilo naik dari Rp 10 juta menjadi Rp 33 juta.
Beberapa negara menjadi tujuan ekspor sarang burung walet, diantaranya Tiongkok, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
(*)