Tertutup Awan dan Cahaya Matahari, Hilal Tidak Terlihat di Lombok
Hilal atau bulan sabit muda tanda dimulainya bulan Ramadhan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak terlihat.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Hilal atau bulan sabit muda tanda dimulainya bulan Ramadhan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak terlihat.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi NTB dan BMKG Stasiun Geofisika Mataram, hingga pukul 18:27 Wita, hilal tidak terlihat.
"Pada jam terbenamnya hilal (18:27 Wita) hilal tidak terlihat karena awan tebal," kata Ida Suriyati, tim Hisab Rukyat Kanwail Kemenag Provinsi NTB, Senin (11/4/2021).
Tim Hisab Rukyat Kemenag NTB melakukan pemantauan bersama tim dari BMKG Stasiun Geofisika Mataram, dan UIN Mataram, di Taman Loang Baloq, Pantai Tanjung Karang, Kota Mataram.
Baca juga: Mimpi Basah di Siang Hari saat Puasa Ramadhan, Apakah Membatalkan Puasa? Begini Penjelasan Ustaz
Meski menggunakan teleskop, namun hingga waktu yang ditentukan hilal tidak kunjung terlihat.
Meski demikian, dia memastikan hilal hari ini berada pada posisi 3 derajat 59 menit.
Kemudian azimut hilal atau elongasi 5 derajat 17.18,3 detik.
Umur bulan 7 jam lebih, sejak tadi jam 11.00 Wita sampai pemantauan hilal.
"Semua kriteria sudah terpenuhi. Sehingga secara sains kita sudah memasuki bulan Ramadhan," katanya.
Tapi keputusan apakah akan memasuki bulan puasa ditentukan pemerintah pusat melalui sidsng isbat.
Baca juga: 10 Surat Pendek yang Mudah Dihafalkan, Lengkap dengan Niat Shalat Tarawih Ramadhan
Baca juga: Pemuda Lombok Tengah Ditemukan Tewas, Penyebab Kematian Masih Misteri
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi menjelaskan, hilal tidak terlihat karena hilal masih berada di ketinggian 3 derajat, sangat rendah
Di samping itu, waktu pengamatan hanya 17 menit dan saat pemantauan terganggu dengan sinar cahaya matahari.
"Secara cuaca, kondisi cuaca sebenarnya bagus," katanya.
Kepala Kantor Kanwil Kemenag NTB M Zaidi Abdad menjelaskan, hasil pengamatan tim hisab rukyat hilal akan dilaporkan pusat sebagai bahan pertimbangan.
"Sesuai hadis Nabi, kalau kita tidak melihat hilal maka akan digenapkan menjadi 30 hari," katanya.
Selain itu, karena di Indonesia masih mungkin daerah lain melihat, maka itu nanti akan diikuti umat Islam di seluruh Indonesia.
"Kalau satu saja yang melihat, maka bisa kita pastikan awal Ramadhan besok pagi," jelasnya.
Penentuan hari puasa akan ditentukan melalui sidang isbat di pusat.
(*)