Ritual Ngasuh Gunung, Cara Warga Lombok Menjaga Kesucian Alam Rinjani

Tanpa alas kaki dan parang terselip di pinggang, mereka memulai ritual ngasuh gunung di Desa Senaru, menjaga kelestarian alam kawasan Gunung Rinjani

TribunLombok.com/Sirtupillaili
KURBAN: Kerbau yang akan disembelih dalam diikat para pria di kampung adat Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Senin (22/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA – Siang itu, hujan turun di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sejumlah pria dewasa mengenakan sarung dan sapuq’ (ikat kepala khas Lombok) berkumpul di kompleks rumah adat Senaru.

Tanpa alas kaki dan parang terselip di pinggang, mereka bersiap memulai ritual ‘ngasuh gunung’ di desanya.

Desa Senaru merupakan salah satu pintu pendakian Gunung Rinjani.

Baca juga: Dirjen KSDAE: Konservasi SDA Gunung Rinjani Harus Libatkan Masyarakat Adat

Di antara para pria, perempuan dewasa mengenakan kemben, kain yang melilit dari atas dada sampai mata kaki ikut serta dalam ritual itu.

Para perempuan ini membawa keraro di atas kepalanya, sejenis nampan besar dari anyaman bambu berisi beras untuk dimasak.

Tonton Juga :

Diiringi rintik hujan, penduduk di kampung ini antusias menggelar acara sakral itu.

Sebuah ritual turun temurun untuk menjaga kesucian atau kelestarian alam kawasan Gunung Rinjani.   

Baca juga: 23.616,84 Kilogram Sampah Gunung Rinjani Diturunkan, TNGR Sebut Sudah Jauh Berkurang

Tiap warga memiliki peran dalam acara adat itu.

Ada yang bertugas menyembelih kerbau atau hewan kurban.

Sebagian bertugas memasak beras dan daging hewan yang disembelih.

Sementara Amaq Lokak dan para tetua adat memimpin pembacaan doa di atas bale adat.

Remaja dan anak-anak pun turut serta ambil bagian dalam acara itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved