Ritual Ngasuh Gunung, Cara Warga Lombok Menjaga Kesucian Alam Rinjani
Tanpa alas kaki dan parang terselip di pinggang, mereka memulai ritual ngasuh gunung di Desa Senaru, menjaga kelestarian alam kawasan Gunung Rinjani
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Mereka ditugaskan menyeduh kopi bagi tamu yang datang.
Ritual dimulai dengan penyembelihan kerbau dan ayam.
Setelah dipotong, dagingnya kemudian dimasak dan dibagikan ke warga sekampung.
Dalam acara itu juga ada sembeq burak, tamu-tamu yang datang diberikan tanda dari sirih pinang di kening.
Itu menunjukkan mereka tamu kehormatan dalam acara tersebut.
Baca juga: Gubernur NTB Sentil Persoalan Sampah dan Toilet Kotor di Gunung Rinjani
Acara dilanjutkan dengan doa bersama oleh Amaq Lokak, kiyai, dan para tetua adat di bale adat.
Mereka memanjatkan puja puji dan doa-doa kepada Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta.
Ritual selanjutnya, warga dipimpin Amaq Lokak dan para tetua adat berjalan menuju kawasan hutan Gunung Rinjani.
Kental Syariat Islam

Acara ‘ngasuh gunung’ hari itu juga dirangkai dengan pemberian santunan bagi anak yatim piatu.
Itu sebagai bentuk kepedulian dengan sesama umat manusia.
Meski merupakan acara adat, semua prosesi dan tahapan ‘ngasuh gunung’ kental dengan syariat Islam.
Mulai dari prosesi penyembelihan hewan kurban, memasak, dan doa-doa.
Semua dilakukan sesuai ajaran-ajaran Islam.
Bahkan, sebelum hewan-hewan disembelih, mereka dimuliakan dengan doa.