TNGR: Pendaki Rinjani Jatuh di Bekas Longsoran Gempa Lombok 2018
Mochammad Fuad Hasan (26 tahun), pendaki asal Surabaya diduga tewas terjatuh di Gunung Rinjani karena salah memilih jalur pendakian.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Mochammad Fuad Hasan (26 tahun), pendaki asal Surabaya diduga tewas terjatuh di Gunung Rinjani karena salah memilih jalur pendakian.
Korban dan temannya M Hazazi melewati melalui jalur lama yang rusak pascagempa Lombok, Agustus 2018.
Jalur itu tidak pernah digunakan lagi sejak gampa melanda Lombok dua tahun silam.
”Mereka terjatuh di Pelawangan Senaru, tepatnya di bekas longsoran gempa,” kata Kepala Kantor Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Resort Senaru Isnan, Minggu (3/1/2021).
Dari informasi teman korban dan titik lokasi penemuan mayat, Balai TNGR menyimpulkan, kemungkinan mereka salah jalur.
Pascagempa, pihak TNGR telah memperbaiki jalur tersebut dan memindahkan ke jalur lain agar lebih aman, tidak terkena longsoran.
”Jalur ini memang sudah tidak bisa dilalui karena kondisinya sangat terjal, 90 derajat kurang lebih kemiringan tebing itu,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, mereka memindahkan ke jalur di sebelahnya.

”Itu sudah bagus dan bisa dilalui,” katanya.
Balai TNGR sendiri telah memasang tiga rambu penunjuk arah menuju ke jalur baru.
Tapi kemungkinan, saat korban sampai di Pelawangan Senar, dia tidak melihat tanda itu karena kabut tebal.
”Kondisinya gelap. Pandangan kita hanya kurang lebih 5 meter,” kata Isnan.
Baca juga: Sebelum Terjatuh, Pendaki Asal Surabaya Lewati Jalur Bercabang Menuju Danau Segara Anak
Baca juga: 180 Pekerja Migran Asal NTB Pulang Siang Ini, Pengamanan Bandara Diperketat
Baca juga: Kasus Covid-19 di NTB Meroket Lagi, Dua Hari 130 Orang Positif
Sehingga mereka hanya melihat jalan menuju ke jalur lama.
Akhirnya terjadilah kecelakaan tersebut. Korban diperkirakan tergelincir ke jurang sedalam 100 meter.
”Di sana isinya hanya bebatuan cadas,” katanya.
Korban meninggal setelah mengalami luka parah dan benturan di kepala.
”Koban luka di pelipis sebelah kanan, di perut bagian kanan, bagian belakang di atas pinggang, dan paling parah di paha sebelah kanan,” jelasnya.
Tapi luka di bagian kepala kemungkinan besar membuat korban tidak bisa bertahan.
Dengan kejadian itu, Isnan beraharap, ke depan bila pintu pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka, pendaki harus mematuhi aturan dan standar operasional di jalur pendakian.
”Mengikuti rambu-rambu yang telah dipasang,” harapnya.
Balai TNGR menutup sementara pendakian Gunung Rinjani per 1 Januari 2021. Penutupan kemungkinan sampai bulan Maret.
Penutupan tersebut karena cuaca ekstrem dan akan dimanfaatkan Balai TNGR untuk pemeliharaan kawasan.
(*)