4.298 Keluarga di NTB Keluar dari Program Keluarga Harapan
Sebanyak 4.298 keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi NTB keluar sebagai peserta penerima bantuan.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Kedua, graduasi secara alamiah. Dimana KPM sudah tidak mempunyai lagi komponen penerima di dalam keluarga.
Misalnya tadinya menerima bantuan karena ada komponen pendidikan pada kategori anak sekolah, namun anak-anak mereka sudah besar dan lulus sekolah.
Sehingga tidak berhak menerima bantuan lagi.
"Data graduasi alamiah ini saja mencapai puluhan ribu," ujarnya.
Ia berharap tahun 2021, pendamping PKH lebih intes untuk melakukan penilain kondisi ekonomi KPM PKH.
Sesuai petunjuk teknis graduasi mandiri, ada metode dan starategi untuk mengeluarkan KPM yang sudah sejahtera.
Diantaranya melalui pendekatan dalam pengembangan usaha KPM.
Pendamping dapat mendorong kepercayaan diri KPM untuk mandiri dan secara sadar serta ikhlas keluar dari kepesertaan.
Kemudian dengan strategi bidik graduasi yang merupakan tahapan persiapan dalam graduasi.
Melakukan pemutakhiran data dengan kriteria lama kepesertaan 5 tahun atau lebih.
Melakukan home visit, pemutakhiran data sosial ekonomi.
Dengan pendekatan emosional advokasi secara clear dan clean tanpa menimbulkan masalah lainnya.
Kemudian, pendamping melakukan sosialisasi dan edukasi kepada KPM terkait tujuan graduasi KPM.
Misalnya melalui sosialisasi pertemuan kelompok.
"Ada lagi dengan strategi labelisasi rumah KPM. Cara ini baru dilakukan oleh Lombok Timur dan Kota Mataram," katanya.
Sedangkan yang masih dalam perencanaan adalah Kota Bima dan Lombok Tengah.
"Semoga tahun 2021, Kabupaten/Kota sudah melakukan aksi Labelisasi," harapnya.
(*)