Virus Corona
Kasus Covid-19 di NTB Kembali Melonjak, Sembilan Daerah Zona Oranye, Kota Bima Merah Lagi
Kasus penularan Covid-19 di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali melonjak.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kasus penularan Covid-19 di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali melonjak.
Tingginya kasus baru positif Corona dalam dua minggu terakhir membuat peta zona risiko penularan Covid-19 berubah.
Jika sebelumnya hampir semua daerah masuk zona kuning, sekarang sembilan kabupaten/kota masuk zona orange dan Kota Bima kembali masuk zona merah.
Baca juga: Sirkuit Mandalika Masuk Reserve Date, Gubernur NTB: Penanganan Covid-19 Tentukan Jadwal MotoGP
Daerah zona oranye yakni Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Kabupaten Bima.
Warna merah menunjukkan di Kota Bima risiko penularan Covid-19 sangat tinggi.
Sedangkan di zona oranye risikonya tergolong sedang, tapi cukup berbahaya.
Dengan penambahan jumlah kasus positif baru, upaya menghijaukan daerah NTB dari penularan Covid-19 semakin berat.
Tonton Juga
Direktur RSUD Provinsi NTB dr H Lalu Hamzi Fikri menyebutkan, 38.476 sampel spesimen yang diperiksa.
Hasilnya, umlah positif Covid-19 di NTB hingga 16 November 2020 mencapai 4.479 orang, dengan positivity rate 11,6 persen.
Jumlah pasien sembuh 3.697 orang atau 82,5 persen.
Angka itu cukup bagus, namun kasus kematian juga tinggi.
”Jumlah yang meninggal 238 orang atau 5,3 persen dan yang masih menjalani perawatan 544 orang atau 12,1 persen,” kata Fikri.
Terus bertambahnya kasus baru dan pasien meninggal menunjukkan penularan virus corona di NTB masih berjalan.
”Masih ada kasus-kasus yang dibawa (ke rumah sakit) dalam keadaan berat, sudah mengalami sesak napas,” katanya.
Ia mengingatkan, bila warga mengalami gejala terkena Covid-19 maka segera memeriksakan diri.
Dengan demikian, kemungkinan sembunya lebih besar.
Tapi jika terlambat dirujuk, risiko kematiannya tinggi.
Baca juga: Berkunjung ke Lombok, Doni Monardo Ajak Pemda se-NTB Kompak Perangi Covid-19
Tetap Waspada
Tim medis, kata Fikri, kerap menemukan pasien dirujuk ke rumah sakit dalam keadaan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau gangguan pernapasan berat.
“Rata-rata kadar kadar oksigen dalam darahnya sudah menurun di bawah 95 persen sehingga perlu alat bantu,” jelasnya.
Dengan kondisi saat ini, Fikri mengingatkan warga tetap menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas.
”Jangan lengah, tetap waspada,” imbuhnya.
Ia memahami warga ingin tetap beraktivitas dan bekerja, tapi harus tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan.
”Kadang-kadang kita lupa saat berkumpul dengan rekan sejawat atau keluarga dan kita membuka masker,” ujarnya.
Keadaan seperti itu tentu sangat berisiko.
”Kita tidak tahu orang lain membawa virus atau tidak, sehingga harus tetap waspada,” tandasnya.
(*)