NTB Makmur Mendunia

Matahari dan Aliran Sungai Jadi Sumber Listrik Abadi NTB

NTB memiliki tingkat iridiasi yang tinggi 4,8-50 kilo watt per meter persegi. 

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
ENERGI BARU TERBARUKAN - Panel surya di salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Lombok. 
Ringkasan Berita:
  • NTB memiliki potensi yang besar, dalam pengembangan energi baru terbarukan menuju NTB net zero emission tahun 2050.

  • NTB memiliki tingkat iridiasi yang tinggi 4,8-50 kilo watt per meter persegi.

 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi yang besar, dalam pengembangan energi baru terbarukan menuju NTB net zero emission tahun 2050.

Sekertaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, Niken Arumdati mengatakan, NTB memiliki tingkat iridiasi yang tinggi 4,8-50 kilo watt per meter persegi. 

"Ini sangat bagus untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, kalau terlalu panas justru kurang baik," kata Niken, Rabu (12/11/2025).

Energi baru terbarukan ini jelas Niken, sumber energi yang dikelola tidak akan habis seperti tenaga matahari, air dan udara. Tidak seperti panas bumi, batu bara dan lainnya yang suatu saat nanti habis. 

Sumber energi ini kata Niken, tidak hanya diolah menjadi tenaga listrik tetapi bisa juga menjadi non listrik. Untuk tenaga listrik yang berasal dari energi baru terbarukan ini memiliki kapasitas 60 mega watt. 

Untuk Pembangkitan Listrik Tenaga Matahari (PLTM) ini sudah tersebar di sejumlah daerah di NTB seperti di Sengkol, Pringgabaya, Sambelia dan Selong.

Baca juga: PLN NTB Gelar Simulasi Pemadaman Kebakaran Bersama Damkar Mataram

Sementara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sudah tersebar di sejumlah titik seperti Sedau Kecamatan Narmada, Batu Lanteh di Sumbawa dan Tambora di Bima. 

“Ini ada yang numpang di bendungan seperti Pandan Dure dan Pengge, ada di aliran sungai seperti di Segara dan Sedau,” kata Niken. 

Niken mengatakan, untuk investasi di bidang energi baru terbarukan ini cukup besar berkisar 800-900 USD, hanya saja untuk biaya operasionalnya jauh lebih kecil. 

“Jadi yang besarnya di awal saja, kalau sudah beroperasi kecil,” kata Niken. 

Skema pengembangan energi baru terbarukan ini melalui ongreat dengan menggandeng investor untuk kapasitas yang besar, namun hasilnya harus di jual ke PLN. Sementara untuk yang kapasitas kecil melalui dana hibah kementerian.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved