Berita Lombok Barat

Kasus TBC di Lombok Barat Capai 1.665 Pasien Tahun 2025, Dinas Kesehatan Sediakan Obat Gratis

Data terbaru menunjukkan bahwa ribuan warga di wilayah Lombok Barat kini terdampak penyakit Tubercolosis (TBC).

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
KASUS TBC - Data terbaru menunjukkan bahwa ribuan warga di wilayah Lombok Barat kini terdampak penyakit Tubercolosis (TBC). Menurut informasi yang diperoleh TribunLombok.com dari Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat, jumlah pasien TBC pada tahun 2025 ini telah menembus angka 1.665. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Data terbaru menunjukkan bahwa ribuan warga di wilayah Lombok Barat kini terdampak penyakit Tubercolosis (TBC).

Menurut informasi yang diperoleh TribunLombok.com dari Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat, jumlah pasien TBC pada tahun 2025 ini telah menembus angka 1.665. Angka tersebut terdiri dari kasus TB RO (Resisten Obat) yang mencapai 1.660 pasien, sementara pasien dengan kategori TB SO (Sensitif Obat) berjumlah 5 orang.

Tercatat, Desa Pelangan menjadi wilayah dengan kasus TBC SO tertinggi, yaitu mencapai 113 kasus. Angka yang sama juga ditemukan di Desa Dasan Tapen, yang mencatatkan 113 kasus TB SO.

Meskipun angka temuan kasus cukup tinggi, upaya pengobatan TBC terus digencarkan secara maksimal. Hal ini tercermin dari data kesembuhan pasien TBC yang cukup menggembirakan, yakni mencapai 1.552 pasien sepanjang tahun 2025.

Dinas Kesehatan Lombok Barat tengah menggiatkan percepatan temuan kasus dengan melakukan skrining TBC secara masif di seluruh puskesmas yang tersebar di Lombok Barat.

“Kami saat ini mulai mendorong skrining TBC di semua puskesmas dengan target penemuan kasus dan pengobatan hingga tuntas,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Hj. Erni Suryana, saat dikonfirmasi oleh TribunLombok.com, Minggu (19/10/2025).

Erni menjelaskan bahwa skrining menjadi sangat penting mengingat TBC merupakan penyakit yang mudah menular melalui droplet atau percikan cairan pernapasan, misalnya saat batuk.

Sebagai langkah strategis untuk menanggulangi kasus TBC di wilayahnya, Dinas Kesehatan Lombok Barat telah mengambil kebijakan untuk menggratiskan obat bagi semua pasien TBC.

“Kami pastikan pengobatan TBC gratis sampai pasien dinyatakan sembuh, sebagai bagian dari program prioritas kesehatan di Dinas Kesehatan Lombok Barat,” katanya.

Erni lebih lanjut mengungkapkan sebagian besar penularan TBC di Lombok Barat berasal dari lingkungan keluarga. Oleh karena itu, jika ada satu anggota keluarga yang terdiagnosis positif TBC, anggota keluarga lainnya dianggap berisiko dan wajib segera menjalani pemeriksaan.

“Jadi kalau ada keluarga yang memiliki gejala TBC seperti batuk berkepanjangan, nyeri dada, demam ringan, segera periksa, tidak ada kata malu atau takut untuk berobat,” tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Lombok Barat, Zulkipli, menginformasikan kasus TBC juga ditemukan pada pasien balita dan anak-anak.

Dalam kaitannya dengan penanganan stunting, Dinas Kesehatan Lombok Barat telah melakukan pendalaman. Dari pemeriksaan terhadap 400 anak di seluruh puskesmas, ditemukan lebih dari 20 anak yang mengidap TBC.

Melihat kondisi yang dikategorikan waspada ini, Dikes meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), untuk berperan aktif dalam penanganan kasus TBC pada anak.

“Perlu kolaborasi yang kuat antara OPD terkait mengentaskan ini, bukan hanya dari Dinas Kesehatan,” katanya.

“Anak-anak ini baru usia 1 sampai 5 tahun maksimal, kalau dipikir darimana dia kena pasti orang sekitarnya yang ada di lingkungan sekitar rumahnya, kemungkinan penularannya untuk TBC ini apabila kondisi rumahnya tidak standar,” lanjut dia.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, saat ini terdapat tiga area di Lombok Barat yang memiliki kasus TBC balita terbanyak. Sebagai tindak lanjut, Zulkipli menyampaikan bahwa pihaknya akan memulai skrining pada balita dengan melibatkan dokter spesialis anak yang akan ditugaskan langsung ke setiap puskesmas untuk pemeriksaan mendalam.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved