Penemuan Mayat Polisi di Lombok
Rumah Kakek Brigadir Rizka Ikut Dirusak, Warga Bonjeruk Mengamuk Usai Kematian Brigadir Esco
Situasi memanas dan berubah menjadi aksi anarkis yang menyasar rumah keluarga terduga pelaku Brigadir Rizka.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Masa dari keluarga Brigadir Esco Fasca Rely mendatangi rumah Brigadir Rizka Sintiani di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Lombok Barat, Rabu (8/10/2025).
Masyarakat yang semulanya hanya datang akan mengambil BPKB mobil milik Brigadir Esco Faska Rely yang diduga dibunuh Brigadir Rizka, secara sepontan emosi hingga merusak sejumlah rumah, termasuk rumah kakek dari Rizka.
Situasi memanas dan berubah menjadi aksi anarkis yang menyasar rumah keluarga terduga pelaku.
Tak hanya rumah milik Brigadir Rizka yang menjadi sasaran, rumah mendiang kakeknya, H. Munasah, yang berada tepat di depan gang masuk, juga tak luput dari amukan warga.
"Ya itu yang di depan rumah kakeknya Rizka namanya H. Munasah, itu baru 9 hari meninggalnya, itu yang dirusak masyarakat kemarin," ungkap Kepala Desa Jembatan Gantung, Suhaimi, saat ditemui TribunLombok.com, Kamis (9/10/2025).
Baca juga: Massa Rusak Rumah Brigadir Rizka, Diduga Kesal Tak Temukan Orang yang Dicari
Suhaimi menjelaskan, kondisi rumah H. Munasah kini dalam keadaan kosong dan porak poranda. Bahkan, sejumlah barang yang berkaitan dengan proses duka juga ikut rusak.
“Saya lihat di sana, beras tercecer akibat tindakan pengerusakan kemarin, dan situasi rumah juga saat ini sudah kosong,” ujarnya.
Suhaimi juga menyampaikan bahwa pihak keluarga Brigadir Rizka, termasuk sang nenek, Hj. Ni’mah, kini telah diamankan ke tempat yang lebih aman untuk menghindari amukan massa.
“Kalau keluarga neneknya Hj. Ni’mah itu sudah diamankan ke rumah saudaranya di luar desa,” ungkapnya.
Aksi massa yang berujung pada perusakan rumah ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Desa Jembatan Gantung.
Banyak warga merasa tidak aman dan khawatir akan keselamatan keluarganya, terutama anak-anak yang mulai terdampak secara psikologis akibat situasi mencekam di lingkungan mereka.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa masyarakat desa tidak berniat melindungi pelaku ataupun saksi, melainkan berupaya menjaga keutuhan dan keamanan lingkungan.
“Saya atas nama masyarakat meminta keluarga Esco untuk bersabar karena proses hukum sedang berlangsung. Ada tekanan dan keresahan memang dirasakan akibat belum terungkapnya kasus, namun kita tekankan pentingnya menunggu proses dan tidak ada orang lain ataupun warga lain yang terganggu,” pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.