Keracunan MBG di Sumbawa
5 Fakta Ratusan Siswa di Sumbawa Keracunan MBG: Korban Dirawat di Puskesmas, Dapur Ditutup Sementara
Berikut ini sejumlah fakta kasus keracunan MBG di Kecamatan Empang, Sumbawa dari kronologi kejadian hingga tindak lanjut pemerintah
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM - Ratusan pelajar dirawat ke Puskesmas Empang dan Tarano, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, pada Rabu (17/09/2025).
Para siswa diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sejumlah langkah sudah diambil mulai dari mengecek sampel, merawat siswa korban keracunan, hingga menghentikan operasional dapur MBG.
Berikut ini sejumlah fakta kasus keracunan MBG di Kecamatan Empang, Sumbawa.
Baca juga: Operasional Dapur MBG di Empang Disetop Sementara Buntut 130 Anak Keracunan
Operasional Dapur MBG Disetop Sementara
"Satu dapur yang bermasalah dan dihentikan sementara," ungkap Camat Empang A Rais saat dihubungi pada Jumat (26/9/2025).
130 anak diduga keracunan setelah menyantap makanan dari dapur MBG tersebut.
Rais menjelaskan sampai saat ini, dapur MBG yang tidak bermasalah tersebut, masih beroperasi seperti biasanya.
"Masih aktif kalau dapur yang tidak bermasalah," jelasnya.
Siswa 3 Sekolah Dilarikan ke Puskesmas
Kejadian keracunan MBG ini menimpa siswa sejumlah sekolah.
Rais dalam kesempatan sebelumnya menyebut bahwa siswa yang dirawat di Puskesmas antara lain berasal dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sumbawa, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 2 Sumbawa dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN).
"Yang dinfus totalnya 125 siswa, MAN 3 Sumbawa 16 siswa, MTSN 2 Sumbawa 94 siswa, MIN Sumbawa 20 siswa, sedangkan data yang mengambil obat kami tidak tahu," terangnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa telah melakukan pengambilan sampel makanan dan air dari paket MBG untuk diuji di laboratorium, guna mengetahui penyebab keracunan tersebut.
Sampel Makanan Diambil
“Kami sudah mengamankan sampel makanan dan air dari lokasi MBG di Empang,” ungkap Plt Kadis Dinkes, Nur Atika, saat dihubungi pada Jumat (19/9/2025).
Atika menjelaskan, pengambilan sampel dilakukan sebagai langkah awal untuk menelusuri penyebab pasti dari kejadian keracunan yang dialami para siswa.
"Jika dikirim ke Balai POM, prosesnya bisa memakan waktu hingga satu minggu. Seperti kasus di Lempeh, hasilnya juga masih kita tunggu," ujarnya.
Menu Mengandung Bakteri
Kepala Bappeda Sumbawa, Deddy Heriwibowo mengungkapkan, hasil pemeriksaan awal oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) menunjukkan adanya indikasi keberadaan bakteri Escherichia coli (E. Coli) dalam makanan yang dikonsumsi para siswa tersebut.
"Kami telah menerima laporan dari Dinkes. Ditemukan indikasi bakteri coli, yang kemungkinan besar berasal dari kontaminasi air," ujar Deddy saat dihubungi pada Jumat (19/9/2025).
Deddy menjelaskan, saat ini terdapat 10 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Sumbawa, namun baru 9 unit yang sudah beroperasi.
"Kemarin kami pertemuan dengan Koordinator dan Kepala SPPG di Kantor Bupati Sumbawa untuk evaluasi," akunya.
Pengelolaan Dapur
Deddy mengatakan pihaknya terus menekankan pentingnya penerapan standar kebersihan dan prosedur operasional yang ketat dalam pengolahan makanan MBG, mengingat skala penyajiannya yang besar.
"Pengelolaan dapur dan kebersihannya harus benar-benar diawasi. Program ini melibatkan ribuan siswa, jadi SOP (Standar Operasional Prosedur) harus dijalankan secara disiplin," tegasnya.
Ia juga menyoroti soal pembagian waktu memasak yang belum berjalan maksimal.
Saat ini hanya dua dari tiga shift memasak yang bisa dijalankan karena keterbatasan dalam penyediaan bahan baku.
Hal ini berdampak pada keterlambatan distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
"Keterlambatan pengantaran makanan menjadi salah satu titik krusial. Jika makanan diantar lebih dari 4–6 jam setelah dimasak, ada potensi makanan basi," jelasnya.
Menurut Deddy, pengaturan jadwal pengiriman makanan juga harus disesuaikan dengan jam sekolah agar siswa menerima makanan dalam kondisi segar.
"Misalnya, untuk siswa SD kelas 1 sampai 3, target sarapan harus sudah sampai sebelum pukul 07.15. Sementara kelas 4 sampai 6 bisa saat jam istirahat. Ini penting agar makanan tidak basi di jalan," tambahnya.
(*)
Operasional Dapur MBG di Empang Disetop Sementara Buntut 130 Anak Keracunan |
![]() |
---|
Bakteri E. Coli Diduga Jadi Penyebab Keracunan MBG di Empang Sumbawa |
![]() |
---|
Dinkes Sumbawa Teliti Sampel Makanan MBG Pasca Keracunan Massal di Empang |
![]() |
---|
Nasi Lengket hingga Ikan Tak Segar Diduga Jadi Penyebab Keracunan Siswa di Sumbawa |
![]() |
---|
Ratusan Anak di Sumbawa Diduga Keracunan Usai Santap MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.