Penemuan Mayat Mahasiswi Unram
Keluarga Korban Makin Yakin Radiet Ardiansyah Otak Pembunuhan Mahasiswi Unram di Pantai Nipah
Ada perbedaan signifikan antara lokasi ditemukannya Radiet oleh keluarga dan pengakuan yang disampaikan tersangka saat rekonstruksi berlangsung.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA - Setelah digelarnya rekonstruksi kasus kematian tragis mahasiswi Universitas Mataram (Unram), Ni Made Vaniradya Puspa Nitra, di Pantai Nipah, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, keluarga korban semakin meyakini bahwa Radiet Ardiansyah, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, merupakan otak di balik pembunuhan keji tersebut.
Kuasa hukum keluarga korban, I Gde Pasek Sandiartyke, menyampaikan bahwa dalam rekonstruksi yang digelar dengan dua versi, yakni versi tersangka dan versi fakta penyelidikan, keluarga lebih mempercayai versi dari fakta penyelidikan yang terungkap di lapangan.
“Kalau sesuai fakta di lapangan itu sangat jauh berbeda di mana Radiet tidak mengakui kan (kalau dia pembunuh). Dia punya versi tersendiri, ya kami hormati versinya tersangka, saya tidak bisa intervensi,” ujar Pasek saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (25/9/2025).
Pasek menambahkan, ada perbedaan signifikan antara lokasi ditemukannya Radiet oleh keluarga dan pengakuan yang disampaikan tersangka saat rekonstruksi berlangsung.
“Fakta yang ditemukan pihak keluarga pada saat menemukan Radiet jauh berbeda dengan posisi yang Radiet katakan (saat rekonstruksi),” ungkapnya.
Rekonstruksi yang digelar tersebut justru memperkuat keyakinan keluarga bahwa Radiet adalah pelaku pembunuhan.
“Mewakili pihak keluarga, saya dan keluarga berkeyakinan 100 persen, tidak berkurang lagi malah tambah yakin setelah rekonstruksi ini dilaksanakan, bahwa Radiet ini pembunuh,” tegas Pasek.
Baca juga: Polisi Ungkap Radiet Sempat Tak Mau Lakukan Reka Adegan hingga Pakai Peran Pengganti
Ia juga menilai ada kejanggalan pada adegan pemukulan yang disampaikan tersangka. Radiet mengaku korban langsung pingsan setelah dipukul bambu, namun menurut Pasek, luka korban yang parah tidak sesuai dengan pengakuan tersebut.
“Kalau hanya dia dipukul pakai bambu oleh pelaku, kenapa mukanya bisa hancur seperti yang dia kabarkan? Kalau rekonstruksi versi polisi itu adalah jelas, pertama-tama ada luka pukulan terlebih dahulu di bagian muka (korban) baru dia (memukul korban) pakai bambu di belakang,” jelasnya.
Lebih jauh, Pasek meyakini korban melakukan perlawanan saat tersangka berusaha melakukan tindakan tak senonoh.
“Saya pastikan (ada) perlawanan dari korban, itu bentuk korban menjaga kesucian dirinya,” pungkas Pasek.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.