Kepsek SMAN 1 Cimarga Disebut Emosional, Mantan Murid Ungkap Pengalaman 3 Tahun Diajar Dini Fitria

Kasus viral siswa SMAN 1 Cimarga demo usai kepala sekolah tampar murid yang merokok, guru dan mantan murid ungkap sisi lain Dini Fitria

Editor: Irsan Yamananda
Kompas.com/Acep Nazmudin, TribunBanten.com/Misbahudin
KEPSEK TAMPAR SISWA - Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria, saat ditemui pada Senin (13/10/2025). Dini kini dinonaktifkan dari jabatannya. 

"Selayaknya murid terhadap guru ya kan, ya tapi saya juga tidak tahu persis kronologisnya seperti apa, aku cuma menceritakan pengalaman aku saja," ujarnya.

Halimah pun berharap Dini bisa kembali menjalankan tugasnya dengan baik dan para siswa lebih menghargai tenaga pendidik.

Baca juga: Link Nonton Anime One Piece Episode 1146 Sub Indo: An Imminent Threat - Stussy and Edisons Resolve

"Harapan aku sih mudah-mudahan masalah ini cepat selesai, Bu Dini bisa tetap bertugas ya," kata Halimah.

"Dan untuk murid-muridnya mudah-mudahan nanti bisa lebih menghormati bukan cuma Bu Dini tapi semua guru dihormati apalagi Bu Dini kepala sekolah," imbuhnya.

Dini Fitria Kembali Bertugas di SMAN 1 Cimarga

Usai sempat dinonaktifkan oleh Gubernur Banten Andra Soni, Dini akhirnya kembali bertugas pada Kamis (16/10/2025).

Di hari pertamanya kembali ke sekolah, Dini mengaku masih merasa waswas setelah peristiwa yang sempat viral tersebut.

Dia menilai insiden itu sebagai pelajaran besar bagi dirinya maupun dunia pendidikan, terutama terkait batas antara tindakan disiplin dan kekerasan.

"Saya sudah memaafkan, perasaan waswas masih tetap ada," kata Dini di SMAN 1 Rangkasbitung, Kamis.

Menurut Dini, setelah kasus tersebut, banyak guru menjadi khawatir dalam bertindak.

"Guru sekarang banyak yang takut menegur karena khawatir kena bully atau dilaporkan. Kalau Bapak, Ibu lihat kenapa murid-murid banyak yang gondrong, itu karena guru khawatir kalau dipotong rambutnya malah viral," ujarnya.

Ia khawatir kondisi itu bisa membuat pendidikan karakter kehilangan maknanya.

"Saya marah kemarin bukan karena rokoknya, tetapi karena kebohongannya. Kalau bohong dibiarkan, nanti turunannya bisa mencuri, korupsi, berontak. Maka itu harus dididik sejak dini," ucap Dini.

Sumber: TribunJakarta

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved