BMKG Imbau Warga Tidak Termakan Hoaks Soal Megathrust di Lombok

BMKG NTB meminta masyarakat untuk tidak termakan informasi palsu (hoaks) di media sosial terkait prediksi kapan terjadinya gempa

Editor: Laelatunniam
Dok.BMKG
GEMPA - Ilustrasi peta lokasi gempa bumi tektonik yang terjadi di wilayah Lombok Utara, hari ini, Rabu 8 Februari 2023 lalu. BMKG NTB meminta masyarakat untuk tidak termakan informasi palsu (hoaks) di media sosial terkait prediksi kapan terjadinya gempa megathrust di Lombok. BMKG menegaskan, hingga saat ini tidak ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti kapan terjadinya gempa besar tersebut. 

Laporan Tribunlombok.com, Nurfadlilah

TRIBUNLOMBOK.COM, Mataram – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta masyarakat untuk tidak termakan informasi palsu (hoaks) di media sosial terkait prediksi kapan terjadinya gempa megathrust di Lombok.

BMKG menegaskan, hingga saat ini tidak ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti kapan terjadinya gempa besar tersebut.

Staf Data dan Informasi BMKG NTB, Suci Agustiarini, memaparkan wilayah selatan Lombok memang termasuk ke dalam zona pertemuan lempeng dunia (Ring of Fire), yang membentang dari selatan Jawa, Bali, hingga Lombok.

Pertemuan lempeng itu menjadikan bagian selatan Lombok memiliki potensi gempa megathrust.

“Jadi memang wilayah kita, Indonesia termasuk Lombok ini, dilalui oleh Ring of Fire, wilayah kita di selatan Lombok. Jadi sumber gempanya itu berada di sekitar wilayah selatan Lombok,” ucap Suci pada Senin (13/10/2025).

Suci menegaskan gempa besar ini masih berupa potensi dan belum diketahui pasti kapan terjadinya.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan berita hoaks tentang adanya ancaman gempa megathrust ini.

“Teman-teman jangan termakan hoax kalau misalnya akan ada megathrust,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan potensi megathrust ini memang ada. Namun, harapannya jika pun terjadi, energi dan kekuatannya dapat dirilis secara bertahap.

Dengan demikian, kekuatan gempa ini tidak langsung besar dalam satu waktu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari gempa besar tersebut.

“Kita berharap potensi itu mungkin bisa berangsur sedikit-sedikit, sehingga dia tidak sebesar itu nanti kekuatannya jika harus terjadi,” katanya.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved