BGN Target 25 Ribu SPPG Beroperasi Layani MBG pada Akhir 2025

Saat ini sudah terdapat 10.681 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh Indonesia

TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
DAPUR MBG - Kondisi SPPG Sasake yang mampu suplai 3884 porsi MBG di Lingkungan Barukelak, Kelurahan Sasake, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (24/7/2025). Saat ini sudah terdapat 10.681 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh Indonesia. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan penambahan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap bahwa saat ini sudah terdapat 10.681 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Menurutnya, seluruh satuan tersebut berdiri tanpa menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Perlu diketahui bahwa hari ini BGN sudah berhasil mengoperasikan 10.681 SPPG di seluruh Indonesia dengan target di akhir tahun akan ada 25.400 SPPG, termasuk 6.000 SPPG di daerah 3T,” ujar Dadan, Selasa (7/10/2025) dikutip dari Tribunnews.

Dadan menjelaskan, seluruh SPPG yang beroperasi saat ini merupakan hasil kontribusi dan inisiatif para mitra lokal yang terlibat dalam pelaksanaan program MBG.

“Saya kira butuh keterlibatan pihak dalam berbagai aspek termasuk membangun SPPG yang saat ini 100 persen dari 10.681 itu adalah kontribusi dari para mitra dan belum satu pun SPPG yang dibangun melalui dana APBN,” ungkapnya.

Baca juga: Kenapa BGN Menolak Usulan MBG Diganti dengan Uang Tunai?

Setiap mitra yang mengelola satuan pelayanan gizi mengeluarkan investasi minimal Rp2 miliar untuk membangun dan mengoperasikan satu unit SPPG.

Dadan menilai, skema partisipasi mitra lokal ini tidak hanya mempercepat realisasi program, tetapi juga memperkuat ekonomi daerah. 

Dana yang dikelola mitra langsung terserap ke lapisan masyarakat melalui pembelian bahan baku, perekrutan tenaga kerja lokal, hingga kemitraan dengan petani dan peternak.

Dadan menambahkan, pemerintah menargetkan hingga akhir tahun 2025 jumlah SPPG akan mencapai 25.400 unit, termasuk 6.000 unit yang khusus melayani wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Tidak Akan Diganti dengan Uang Tunai

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak akan diganti dengan uang tunai yang diberikan kepada orang tua penerima manfaat. 

Dadan menjelaskan bahwa tujuan lain MBG adalah membuka ekosistem ekonomi pangan. 

“Kalau kita tidak menggunakan metode seperti sekarang, uang yang besar hanya digunakan untuk memberi makan anak-anak. Itu hanya satu sisi saja. Tapi dengan cara ini kita membangun rantai pasok dan menciptakan kebutuhan baru,” jelasnya.

skema MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) justru membuka peluang ekonomi di tingkat akar rumput. 

Satu SPPG melayani ribuan penerima manfaat di sekitar sekolah dan diberi tanggung jawab penuh untuk menyediakan makanan bergizi setiap hari.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved