Kurangi Ketergantungan pada TPA Kebon Kongok, Pemkot Mataram Akan Tambah Incinerator

Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana menargetkan, ke depan Pemkot Mataram dapat mengolah sekitar 80 ton sampah setiap harinya. 

Editor: Sirtupillaili
Nurfadilah
CEK MESIN - Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana (kanan) didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi (kiri) mengecek mesin incinerator di TPST Sandubaya, Rabu (3/9/2025). 

Laporan TribunLombok.com, Nurfadilah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengecek mesin incinerator Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), di Kecamatan Sandubaya, Rabu, 3 September 2025. 

Didampingi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi, mereka melihat bagaimana pengoperasian mesin tersebut.   

Pengecekan bertujuan untuk melihat bagaimana produktivitas mesin dalam pembakaran sampah. Mesin incinerator ini hanya memiliki kapasitas 10 ton dan bekerja 2 shift dalam sehari. 

Dalam sesi wawancara, Mohan Roliskana menjelaskan, mesin incinerator ini merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi NTB sebagai salah satu upaya penanggulangan sampah yang mencapai 200 ton per hari. 

Hasil abu pembakaran dari mesin ini kemudian diolah menjadi batako. 

“Sebelumnya terima kasih kepada pemerintah provinsi (NTB) yang sudah memberikan hibah. Mesin ini kapasitasnya 10 ton, jadi belum terlalu signifikan (dampak) dengan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Tapi setidaknya ini menjadi solusi yang dapat mengurangi sampah,” kata Mohan Roliskana.

Baca juga: Desa Kuripan Selatan Lombok Barat Hadirkan Inovasi Bank Sampah Digital

Pemerintah Kota Mataram, kata Mohan, berencana menambah satu mesin incinerator dengan kapasitas yang sama. Ia menargetkan, ke depan Pemkot Mataram dapat mengolah sekitar 80 ton sampah setiap harinya. 

Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, di Lombok Barat. 

“Kami berencana menambah satu alat seperti ini dengan kapasitas yang sama karena berkaitan dengan anggaran kita, yang kemudian ditambah dengan satu alat yang sudah ada di rumah sakit kota Mataram,” kata Mohan. 

Selain mesin incinerator, Pemkot Mataram akan memasifkan program ‘Tempah Dedoro Organik’ yang sebelumnya sudah dijalankan di instansi pemerintah, termasuk sekolah.

“Di tengah masyarakat kami akan meluncurkan program Tempah Dedoro Organik sehingga dari hulunya kita sudah mengurangi," katanya. 

Volume Sampah Mataram Melonjak

lihat fotoAKSI PROTES - Warga di Kelurahan Tanjung Karang, Permai, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram menggelar aksi protes dengan memasang pagar bambu dan baliho larangan buang sampah, Selasa (3/6/2025).
AKSI PROTES - Warga di Kelurahan Tanjung Karang, Permai, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram menggelar aksi protes dengan memasang pagar bambu dan baliho larangan buang sampah, Selasa (3/6/2025).

 

Saat ini, Kota Mataram menghadapi tantangan serius dengan melonjaknya volume sampah setiap harinya. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram mencatat volume sampah naik antara 10 - 20 persen setiap tahun. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk ibu kota. 

Produksi sampah Kota Mataram saat ini mencapai 230 hingga 250 ton per hari.

Tercatat sejak 2021 hingga 2025, populasi Mataram mengalami lonjakan signifikan yang secara langsung mempengaruhi produksi sampah.

TPA Kebon Kongok Kritis

Di sisi lain, kondisi TPA Regional Kebon Kongok yang selama ini menjadi pembuangan akhir sampah Kota Mataram dan Lombok Barat sedang kritis. 

Bahkan TPA Kebon Kongok sempat ditutup karena sudah tak mampu menampung kiriman sampah.  

TPA Regional Kebon Kongok mulai dibuka kembali pada Kamis, 5 Juli 2025 lalu. Pembukaan perluasan landfill TPA seluas 25 are ini resmi beroperasi secara normal setelah sempat ditutup sementara lantaran volume sampah yang overload.

Meski demikian, pembuangan sampah di TPA Kebon Kongok ditaksir hanya bisa dibuka normal selama setahun ke depan, mengingat lonjakan volume sampah yang masuk dari Kota Mataram dan Lombok Barat cukup signifikan, mencapai 300 ton per hari.

Menyikapi masalah ini, Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal sudah meminta Pemkot Mataram dan Pemda Lombok Barat mengatasi persoalan sampah di tingkat bawah, dimulai dari lingkungan hingga dusun.

lihat fotoSAMPAH - Para pemulung menghampiri truk pengangkut sampah yang baru tiba di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, beberapa waktu lalu.
SAMPAH - Para pemulung menghampiri truk pengangkut sampah yang baru tiba di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, beberapa waktu lalu.

Upaya mengurai sampah dari tingkat bawah saat ini sudah mulai dijalankan, di mana Pemda Lombok Barat memulainya mengolah sampah menjadi pupuk.

Berkurangnya sampah di tingkat bawah akan membuat volume sampah yang masuk ke TPA Kebon Kongok ikut berkurang.

Sementara, sampah yang sudah menumpuk di TPA Kebon Kongok akan dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi sumber energi oleh Pemprov NTB.

“Sampah yang ada sekarang ini (di TPA Kebon Kongok) nggak tinggal di sini sehingga menghasilkan metal, tapi bisa diolah menjadi energi,” jelasnya.

Adapun proses pengolahan sampah menjadi energi ini juga sudah dimulai Pemprov NTB, di mana sampel sampah yang ada di TPA Kebon Kongok sudah dikirim untuk diperiksa di laboratorium di Jawa.

“Kita ingin melihat apa kandungan sampah yang ada di Kebun Kongok ini,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved