Jembatan Rusak di Lombok Timur

Warga Bangun Akses Jalan Darurat Usai Jembatan Penghubung Ambruk di Suela Lombok Timur

Warga Dusun Aik Beta, Lombok Timur, membangun jembatan darurat dari bambu secara swadaya setelah jembatan penghubung ambruk.

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ ROZI ANWAR
JEMBATAN PUTUS - Terlihat warga Dusun Aik Beta, Desa Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur saat pulang jumatan, pada Jumat pada Jumat (21/11/2025). Warga setempat terpaksa membuat jembatan darurat yang terbuat dari bambu agar aktivitas warga mudah dan lancar pasca terjadi banjir. 
Ringkasan Berita:
 
  • Meskipun akses terputus, penyaluran Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk balita dan lansia tetap dilakukan menggunakan sistem tarik ulur tali sepanjang sungai.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Warga Dusun Aik Beta, Desa Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur, membangun jembatan darurat berbahan bambu setelah jembatan penghubung dua desa ambruk akibat hujan deras, Rabu (19/11/2025).

Pantauan Tribun Lombok, sejumlah warga yang pulang salat Jumat tampak melintasi jembatan bambu tersebut. Jembatan itu dibuat secara swadaya agar aktivitas harian tetap berjalan.

Jupli, warga Dusun Aik Beta, menuturkan bahwa jembatan darurat dibangun secara gotong royong karena akses warga benar-benar terputus.

"Kalau kita tidak membuat jembatan begini, aktivitas kami terhambat seperti pergi ke sawah, anak-anak sekolah, dan melakukan ibadah di masjid," katanya, Jumat (21/11/2025).

Ia menjelaskan, jembatan bambu itu harus diangkat setiap kali debit air sungai membesar untuk mencegah hanyut.

"Setelah beraktivitas warga dan hujan seperti ini, kita angkat dia lagi, kita taruh ke atas," tuturnya.

Baca juga: Korban Banjir Bima Ditemukan dalam Kondisi Tewas di Hari Ketiga Pencarian

Di tengah terputusnya akses, penyaluran Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk balita dan lansia juga tetap dilakukan menggunakan sistem tarik ulur tali menyeberangi sungai.

Sejumlah warga terlihat menarik tali berisi paket bantuan yang dikirimkan dari seberang.

Kepala Desa Perigi, Darmawan, menjelaskan bahwa metode darurat itu dilakukan karena debit air sungai meningkat dan tidak memungkinkan petugas menyeberang.

"Petugas dan warga terpaksa menarik paket MBG menggunakan tali menyeberangi sungai yang debit airnya meningkat," terangnya.

Ia memastikan bantuan tetap disalurkan meskipun akses jembatan putus.

"Warga bergotong royong membuat jalur pengiriman darurat dengan tali agar bantuan tetap sampai kepada penerima yang membutuhkan," tambahnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved