Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM- Masyarakat Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki kuliner khas saat hari raya Idul Fitri atau Lebaran.
Bagi masyarakat Lombok, selain menyiapkan pakaian terbaik, setiap Lebaran ada kuliner wajib seperti opor ayam, ketupat, daging, hingga jajanan poteng dan jaje tujak.
Baca juga: Cara Membuat Jaje Tujak dan Poteng, Makanan Khas Lombok Saat Lebaran
Poteng merupakan jajanan tradisional masyarakat Sasak. Makanan ini terbuat dari ketan yang difermentasi selama 4-5 hari.
Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan kebersihan yang ekstra, karena sedikit saja ada proses yang terlewat hasil poteng bisa gagal.
Ketan yang sudah dibersihkan diberi ragi atau tape khusus untuk mempercepat proses fermentasi.
Poteng biasanya berwarna hijau karena saat proses fermentasi ketan disiram memnggunakan air perasan daun 'sager'.
Rasa poteng ini sangat khas. Ada perpaduan rasa manis, segar dan rasa dari air fermentasi bercampur dengan ketan membuat kita tidak cukup memakannya sekali suapan.
Memakan poteng akan selalu dilengkapi dengan jaje tujak.
Jaje tujak terbuat dari ketan yang sudah dikukus ditambah parutan kelapa parut, kemudian ditumbuk hingga kalis.
Biasanya jaje tujak dibuat menggunakan ketan putih atau ketan hitam, disesuaikan dengan selera masing-masing orang.
Cara penyajiannya, jaje tujak dipotong-potong kecil kemudian disandingkan dengan poteng dalam satu piring.
Cara menikmatinya ambil satu potongan jaje tujak kemudian ambil poteng secukupnya dan langsung dimakan bersamaan.
Poteng disajikan di hari lebaran. Dimakan bersama keluarga besar seusai salat Idul Fitri.
Khusus di masyarakat muslim di Lombok Timur, poteng seolah menjadi menu wajib saat Lebaran.
Saat ada saudara atau tamu yang datang bersilaturahmi, poteng tak akan terlupakan sebagai hidangan. (*)